Kuta, Bali (Antara Bali) - Kementerian Kelautan dan Perikanan mengundang para investor baik dalam dan luar negeri untuk berinvestasi di subsektor perikanan budidaya karena potensi sumber daya alam yang tergolong besar.
"Kami undang investor domestik dan internasional untuk berinvestasi di subsektor perikanan budidaya di Indonesia," kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Slamet Soebjakto saat membuka Konferensi Internasional Perikanan Budidaya (ICAI) di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Jumat.
Menurut dia, potensi perikanan budidaya di Indonesia baru dimanfaatkan sekitar 2,7 persen dari total 12,1 juta hektare.
Untuk itu, lanjut dia, pemerintah memberikan sejumlah kemudahan bagi para investor yang ingin menanamkan modalnya di sektor perikanan budidaya.
Pemberian kemudahan itu di antaranya provisi dan manajemen prosedur, akselerasi pelayanan hingga pajak impor untuk beberapa produksi.
Ke depan pihaknya akan meningkatkan produksi perikanan budidaya dengan membangun perikanan marin di laut lepas, teknikalisasi rumpon, pengembangan rumput laut, pengembangan sistem budidaya ikan pada lahan sawah atau mina serta pengembangan perikanan dan kelautan di pulau terluar.
Indonesia, kata dia, dikenal sebagai produsen kedua perikanan budidaya setelah Tiongkok. Tiongkok diproteksikan menghasilkan sekitar 58,8 juta ton.
Sedangkan Indonesia meski penghasil perikanan budidaya terbesar kedua namun jumlahnya cukup jauh dari Tiongkok yakni sekitar 14,3 juta ton pada tahun 2014.
"Rumput laut Indonesia juga berkontribusi sebagai salah satu produsen terbesar di dunia dengan meningkat 10 kali lipat pada tahun 2014 dibandingkan tahun 2005," katanya seraya menambahkan dengan potensi itu menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat bisnis perikanan budidaya. (ADT)