Denpasar (Antara Bali) - Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer (Stikom) Bali menjalin kerja sama dengan perusahaan teknologi dan telekomunikasi dari Jepang, Fujitsu, dalam mengembangkan kota pintar (smart city).
"Kami berkolaborasi dengan Fujitsu Jepang yang sudah lebih dulu mengembangkan `smart city` kemudian kami akan menjadi pusat `smart city` di Indonesia Timur, barangkali bisa dimulai dari Denpasar," kata Ketua Stikom Bali, Dr Dadang Hermawan di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, kerja sama dengan industri tersebut akan mendukung langkah perguruan tinggi itu yang sebelumnya sudah bekerja sama dengan Pemerintah Kota Denpasar dalam mengembangkan "smart city" dalam hal lalu lintas.
Dia menjelaskan bahwa aplikasi piranti lunak yang digunakan kampusnya akan didukung oleh piranti lunak (software) Fujitsu disamping aplikasi piranti keras (hardware).
"Smart city" tersebut bisa dikembangkan untuk mendukung aktivitas masyarakat di antaranya kesehatan, transportasi hingga kebutuhan masyarakat yang serba digital.
Sedangkan aplikasi untuk mendukung "smart city" yang dikerjasamakan dengan Pemerintah Kota Denpasar yakni dalam bentuk pengembangan aplikasi bergerak (mobile) ATCS Denpasar untuk memonitor kemacetan lalu lintas.
Anggota tim yang menciptakan aplikasi yang juga dosen setempat, Ricky Aurelius Diaz menyatakan bahwa aplikasi yang dibangun pada sistem Android yang dapat diakses dalam telepon pintar itu sebelumnya telah diluncurkan pada Mei 2016 yang dikerjakan awal Februari hingga April 2016.
Aplikasi itu terintegrasi dengan ATCS Dinas Perhubungan Denpasar yang terkoneksi dengan CCTV di sejumlah titik lalu lintas di Ibu Kota Provinsi Bali itu.
Informasi yang diterima dari sistem Air Traffic Control System (ATCS) itu berupa "live streaming" atau dapat disaksikan secara langsung kondisi lalu lintas pada titik tertentu, peta di sekitar lokasi tersebut, informasi simpang jalan dan informasi acara yang berpotensi menimbulkan kemacetan atau mengakibatkan pengalihan arus lalu lintas.
"Informasi acara itu didapatkan dari Dinas Perhubungan yang mengunggah kegiatan yang berpotensi mengalihkan arus lalu lintas atau penutupan jalan yang sebelumnya telah dilaporkan oleh masyarakat kepada Dinas Perhubungan," kata Ricky.
Masyarakat dapat mengunduh aplikasi itu melalui "play store" pada telepon pintas berbasis Android.
Selain kerja sama pengembangan "smart city", pihak kampus setempat juga mengirimkan sejumlah mahasiswa yang magang selama tiga bulan ke perusahaan tersebut.
Pengiriman tenaga ahli dari perusahaan tersebut untuk membagi ilmunya di kampus setempat juga akan dilakukan mengingat sudah ada nota kesepahama kedua belah pihak. (WDY)
