Jakarta (Antara Bali) - Bank Indonesia menyatakan sudah menyetujui
permintaan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno untuk
pendirian sebuah perusahaan operator (switching) guna menyelenggarakan
layanan transaksi keuangan dari bank-bank BUMN.
Gubernur BI Agus Martowardojo, di Johar Baru, Jakarta, Kamis
petang, mengatakan dirinya sudah mempersilakan Menteri Rini untuk segera
membentuk perusahaan tersebut dan segera menunjuk jajaran pimpinannnya.
"Jika sudah direkrut jajaran manajemennya, dibangun sistemnya,
disiapkan teknologi dan informasinya, nanti Kementerian BUMN ke Bank
Indonesia lagi untuk persetujuan formalnya," ujarnya lagi.
Agus mengatakan inisiasi pembentukkan perusahaan "switching" bisa
menjadi langkah tepat untuk menurunkan biaya operasional perbankan dalam
memberikan layanan transaksi keuangan.
Rencananya, perusahaan "switching" yang dimiliki empat bank BUMN
ini akan mengelola layanan transaksi keuangan di anjungan tunai mandiri
dan juga layanan transaksi dari mesin perekam data elektronik
(Electronic Data Capture/EDC).
Jika sudah beroperasi, kata Agus, empat bank BUMN yakni Bank
Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Tabungan Negara, dan Bank Negara
Indonesia akan memiliki layanan transaksi keuangan dalam satu jaringan
sehingga dapat lebih efisien.
"Nanti ke-empat-empatnya harus intraconnected dan intraroperated," ujarnya pula.
Saat ini di Indonesia baru terdapat tiga perusahaan "swicthing".
Pada mulanya, Himpunan Bank-Bank Negara (Himbara) yang menaungi empat
bank BUMN berencana untuk mengakuisisi salah satu perusahaan "switching"
yang sudah berdiri, namun rencana itu dikabarkan batal karena tidak
adanya kesepakatan dalam perundingan.
Ketua Umum Himbara Asmawi Syam sebelumnya meyakini perusahaan "switching" akan terbentuk semester II tahun ini.
Sejalan dengan pembentukan perusahaan switching itu, Kementerian
BUMN juga akan menunjuk bank anchor untuk integrasi ATM dan EDC
bank-bank BUMN. (WDY)
BI Setujui Izin Perusahaan "Switching" Bank BUMN
Jumat, 19 Agustus 2016 8:13 WIB