Kuta (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengingatkan masyarakat untuk senantiasa melestarikan lingkungan dan menjaga kebersihan objek wisata untuk mendukung promosi wisata.
"Tidak saja sekedar penting bagi promosi di bidang pariwisata, namun hal ini memiliki implikasi luas yang memperlihatkan karakter dan perilaku masyarakat Bali di dalam menjaga lingkungan," kata Sudikerta di sela-sela menghadiri acara bersih-bersih di Pantai Legian, Kuta, Badung, Sabtu.
Menurut dia, meskipun Bali sudah dikenal di mancanegara dengan destinasi pariwisata yang indah dan nyaman, Pulau Bali tetap dituntut serius melakukan upaya untuk menjaga dan melestarikan lingkungan secara konsisten dan terpadu.
"Upaya ini harus dilakukan secara masif dan menyeluruh, tidak saja oleh pemerintah, namun juga perlu didukung oleh kepedulian seluruh komponen masyarakat. Pemprov Bali sendiri melalui program Bali Green Province terus menggalakkan gerakan `clean and green` di masyarakat," ucapnya pada acara yang digelar oleh Forum Bali Hijau itu.
Dia menambahkan, lingkungan yang bersih akan mempengaruhi kualitas hidup, namun sebaliknya lingkungan yang kotor dan jorok akan menjadi sumber berbagai macam penyakit.
Sudikerta menekankan pentingnya peran aktif masyarakat untuk mengembangkan budaya bersih melalui perubahan perilaku masyarakat, mulai dari anak-anak sekolah, kalangan perguruan tinggi dan pengelola kawasan suci serta objek wisata dengan melakukan pengelolaan sampah dengan sistem 3-R (reduce atau mengurangi, reuse atau menggunakan kembali dan recycle atau mendaur ulang).
Selain itu juga upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan, melalui pengolahan limbah, pemilahan dan penyaluran sampah plastik (anorganik), dan komposting, pemanfaatan dana CSR untuk pelestarian lingkungan hidup, efisiensi energi, air, dan mendorong untuk melakukan upaya-upaya mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim.
Terkait kegiatan bersih-bersih tersebut diharapkan tidak hanya sekadar simbolisasi semata melainkan secara kontinyu terus dilakukan dengan merangkul seluruh masyarakat Bali, sehingga muncul kesadaran masyarakat Bali untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Sementara itu Ketua Forum Bali Hijau, P Barus mengatakan kegiatan bersih-bersih pantai ini merupakan rangkaian dari kegiatan Paskah sekaligus memperingati hari Sampah Nasional yang jatuh pada 21 Februari.
Pantai Legian dipilih karena melihat pantai tersebut merupakan salah satu destinasi favorit wisatawan mancanegara, terlebih banyak sampah plastik yang ditemukan di pantai tersebut.
Ia berharap dengan dilakukan kegiatan bersih-bersih pantai ini akan memberikan pengaruh positif kepada masyarakat sekitar pantai, untuk lebih memacu kepeduliannya terhadap upaya menjaga kebersihan lingkungan.
Selain itu, pihaknya merencanakan kegiatan bersih-bersih tersebut ke depannya akan terus dilakukan terutama pada pantai-pantai ataupun objek wisata lainnya. (WDY)