Denpasar (Antara Bali) - Masyarakat, pemerintah dan kompoen pariwisata merasa bangga ketika Bali kembali terpilih sebagai salah satu pulau terbaik dunia, namun dibalik itu banyak tantangan dalam menjaga keutuhan Pulau Dewata itu.
"Semua pihak tentu merasa bangga tas hasil survei yang dilakukan majalah travel ternama asal Amerika Serikat (AS) Travel+Leisure pada akhir 2015, tetapi ini tantangan kita semua," kata Pengamat Pariwisata Dewa Nyoman Putra di Denpasar Selasa.
Berdasarkan Majalah Travel+Leisure, yang berpusat New York City, Bali berada diurutan kedua (score: 88,98), peringkat pulau terbaik di dunia setelah Galapagos Islands, Equador (score: 90,82), dan lebih baik dari Tasmania, Australia (score: 88,32).
Ia yang juga sebagai praktisi dunia pariwisata Bali menyatakan, penilaian terbaik masyarakat internasional tersebut tentu berkat kerja keras masyarakat dalam membina komunikasi, seni budaya dan menjaga lingkungannya.
Para investor yang bergerak di dunia pariwisata juga perlu membina diri sehingga dalam mengembangkan usahanya untuk bisa menarik lebih banyak turis asing ke Bali, ikut membina dan mengembangkan potensi yang ada sesuai alam lingkungannya.
"Jangan sampai pemilik modal dengan membangun sarana dan prasarana pengembangan sektor pariwisata justru merusak tatanan yang ada, dengan melanggar aturan yang ada, merusak budaya masyarakat, sehingga turis bosan datang ke Bali," ujar Putra.
Hal itu ditekankan, sehubungan pujian yang diterima Bali itu tentu akan menarik minat masyarakat internasional untuk mengunjungi sekaligus menikmati alam pulau ini. Karena banyaknya kunjungan itu bisa saja kurang perhatian terhadap norma-norma yang ada.
Ini salah satu tantangan yang harus diperhatikan oleh pemerintah, komponen pariwsata yang sudah ada di sini sehingga kepercayaan yang diberikan masyarakat dunia kepada Pulau Bali yang dinilai indah alamnya, unik budayanya, dan ramah tamah masyarakatnya.
"Kita harus yakin potensi wisata yang ada seperti snorkling, keindahan wisata selam, yang perlu diperhatikan supaya tidak kalah dengan yang akan dikembangkan pemerintah seperti dua destinasi baru yakni Rajaampat dan Pulau Komodo," katanya. (WDY)