Bandarlampung (Antara Bali) - Kaum muda dan kalangan remaja diingatkan adanya kerentanan terserang penyakit jantung dan stroke yang mematikan.
"Prilaku konsumtif dan instan para remaja membuat penyebaran penyakit stroke ini tidak hanya diderita oleh mereka yang telah berusia lanjut, tapi juga kalangan generasi muda," kata dokter ahli saraf RS Imanuel Bandarlampung, dr Ruth Mariva SpS di Bandarlampung, Kamis, berkaitan dengan Hari Stroke Dunia (World Stroke Day) 29 Oktober ini.
Ruth menyebutkan, stroke tidak hanya menimpa kaum pria dan manusia berusia lanjut tapi juga bisa mengancam kaum muda dan para remaja.
Dia menyatakan, ancaman stroke bagi kaum muda setidaknya tampak dari kunjungan para penderita stroke yang berobat ke Klinik Saraf RS Imanuel Bandarlampung, yaitu pasien usia di bawah 40 tahun juga banyak selain pasien usia lanjut.
"Penyakit stroke tidak hanya menimpa kaum pria dan manusia berusia lanjut, tapi juga bisa menyerang kaum perempuan dan orang berusia muda," ujarnya lagi.
Ia menyampaikan, stroke itu biasanya terjadi secara mendadak atau tiba-tiba dengan gejala yang bervariasi, mulai dari bicara cadel, lemah sebelah tubuh atau seluruh badan, sampai tidak sadarkan diri.
Dia mengingatkan, saat ini kasus-kasus stroke itu semakin banyak menimpa kaum perempuan dan orang berusia muda.
Namun dia menegaskan, meskipun penyakit tersebut mematikan, namun masih bisa dicegah dengan menganut pola hidup sehat serta berobat secara teratur.
Ruth menjelaskan pula adanya faktor risiko terkena stroke yang tidak bisa dimodifikasi dan menjadi unsur bawaan berupa riwayat keluarga, umur, jenis kelamin dan ras.
Sedangkan, faktor risiko yang bisa diubah adalah masalah medis dan pola hidup, di antaranya, adalah gejala penyakit darah tinggi, kencing manis, penyakit jantung, kolesterol, asam urat, kegemukan, merokok, kurang berolahraga, narkoba dan kelainan darah, ujarnya lagi.
"Penderita serangan stroke yang menimbulkan kerusakan otak terjadi di sebelah kiri, akan mengakibatkan penderita mengalami kelumpuhan pada sebelah kanan, gangguan berbicara, lamban dan daya ingat merosot," kata dia.
Karena itu, ia menyarankan agar masyarakat dapat menghindari risiko terkena stroke seperti kurang berolahraga dan berperilaku hidup sehat.(WDY)