Jakarta (Antara Bali) - Guru Besar Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Pancasila (UP) Ros Sumarny mengatakan negara-negara miskin dan negara sedang berkembang rentan terhadap peningkatan penyakit kanker.
"Peningkatan penyakit kanker juga dipengaruhi oleh letak geografis sebuah negara dan juga pola hidup dan makan masyarakat setempat," katanya di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan hasil studi populasi yang dilakukan oleh National Cancer Institute (NCI/Institut Kanker Nasional) menunjukkan bahwa prevalensi penyakit kanker paru di Inggris, kanker hati di Tiongkok, kanker lambung di Jepang, kanker kulit di Australia, kanker kolon di Amerika Serikat, leukimia di Kanada dan serviks di Brazilia.
Ros mengatakan penyakit kanker menduduki peringkat ketujuh penyebab kematian tertinggi di Indonesia setelah stroke, tuberkolosis, hipertensi, cidera, perinatal, dan diabetes militus.
Laporan Global Burden Cancer memperkirakan penyakit kanker di Indonesia sebesar 134 per 100.000 penduduk (Rilis 2013). Estimasi ini tidak jauh berbeda dengan data hasil riset kesehatan dasar pada 2013 yang menunjukkan prevalensi kanker pada penduduk dari berbagai umur di Indonesia sebesar 1,4 persen atau sekitar 347.792 orang.
Angka prevalensi penyakit kanker tertinggi di Indonesia berada pada kelompok umur 75 tahun ke atas (5 persen) dan terendah pada uur 1-4 tahun dan 5-14 tahun (0,1 persen). Sedangkan prevalensi tertinggi di Indonesia pada 2013 penyakit kanker serviks sebesar 0,8 persen dan payudara 0,5 persen.
Untuk jenis kanker yang dapat menyebabkan kematian pada 2013 sebagai berikut kanker paru (19 persen), kanker lambung, hati dan kolorektal masing-masing 9 persen dan kanker payudara (6 persen). (WDY)