Denpasar (Antara Bali) - Prospek industri kerajinan keris di Bali ke depannya akan meningkat, seiring meningkatnya minat warga mengkoleksi benda tersebut, kata Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Udayana I Gusti Wayan Murjana Yasa, Jumat.
"Minat generasi muda untuk menjadi perajin keris sudah ada peningkatan, dibanding pada zaman dulu perajin tersebut hanya karena garis keturunan, yang mana leluhurnya menekuni profesi tersebut," katanya di Denpasar.
Pada saresehan yang digelar Pemkot Denpasar bertema "Petinget Rahina Tumpek Landep" itu, ia mengatakan, dewasa ini usaha kerajinan keris sudah menapaki era baru, yang mana kerajinan tersebut sudah menjadi kerajinan barang ekspor.
"Kerajinan keris tidak hanya sekadar pengobi, tetapi benda tersebut kini memiliki nilai cukup tinggi sebagai cenderamata. Tetapi keris yang di ekspor ke berbagai negera tersebut kebanyakan buatan dari Sumenep, Madura, Jawa Timur," katanya.
Ia mengatakan, transaksi ekonomi tersebut tidak selalu berdasarkan hitung-hitungan harga pokok penjualan, tetapi lebih pada nilai yang menjadi kepuasan, baik oleh pembeli maupun penjual atau perajin.
"Memang dari sisi produksi, keris merupakan produk unik yang bagi sebagian orang dipandang memiliki nilai 'magis' dan estetika tinggi," ucapnya.
Murjaya Yasa mengaku optimistis produk berbahan baku logam ini akan dapat meningkatkan pendapatan warga, bila perajin logam di Bali dan di Indonesia yang menekuni profesi dapat menghasilkan inovasi seni yang menjadi tren pasar.
"Kami lihat dari segi kebutuhan pasar berpeluang sangat tinggi, dan kerajinan ini adalah salah satu dari industri kreatif," ujarnya.
Disamping itu, kata dia, meskipun industri logam kian maju, tetapi tidak menjawab kebutuhan nilai estetika sebuah produk seni.
"Jadi dinamika kreativitas barang produksi seni dari logam akan berkembang sesuai dengan dinamika kebutuhan masyarakat," katanya.
Pande Giri, seorang perajin keris dan pisau seni dari Denpasar mengatakan, pesanan keris dan pisau seni beberapa waktu terakhir terjadi peningkatan.
"Pesanan pisau seni, seperti "pisau pengutik" belakangan ini banyak dipesan. Dan harga yang ditawarkan relatif beragam, tergantung dari tingkat kerumitan dalam pembuatan barang tersebut," katanya.(*)