Denpasar (Antara Bali) - Bank Indonesia Provinsi Bali bersama dengan pemerintah daerah dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) siap menjaga stabilitas harga sejumlah kebutuhan pokok menjelang Hari Raya Nyepi pada 21 Maret 2015.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Dewi Setyowati dalam keterangan persnya di Denpasar, Rabu, menjelaskan bahwa harga sejumlah kebutuhan pokok di dua kota di Pulau Dewata yang menjadi tolok ukur adalah Denpasar dan Singaraja diprediksi relatif stabil.
"Hanya beberapa komoditas yang menunjukkan sedikit peningkatan harga," ucapnya optimistis.
Menurut dia, berdasarkan komoditasnya, penyumbang utama inflasi di Kota Denpasar adalah beras dan bawang merah. Komoditas utama penyumbang inflasi di Kota Singaraja di antaranya beras, bayam, cabai rawit merah, cabai rawit hijau, pisang susu, dan daging babi. "Peningkatan ini bersifat temporer dan diperkirakan akan berangsur-angsur melandai seiring dengan membaiknya kondisi pasokan baik nasional maupun lokal," imbuhnya.
BI Bali mencatat secara spasial bahwa Kota Denpasar mengalami deflasi pada Februari 2015 minus 0,14 persen atau lebih dalam dibandingkan deflasi bulan sebelumnya yang mencapai minus 0.08 persen. Secara tahunan inflasi Februari 2015 tercatat sebesar 6,07 persen atau menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 6,61 persen.
Beberapa kegiatan persiapan TPID menjelang Hari Raya Nyepi, lanjut dia, diantaranya melaksanakan operasi pasar dan pasar murah. Dijadwalkan pada tanggal 16-19 Februari di beberapa lokasi tertentu di Kabupaten Buleleng akan dilaksanakan operasi pasar dan pasar murah yang juga merangkul para pelaku usaha untuk turut serta menjaga kestabilan harga dan pasokan. (WDY)