Medan (Antara Bali) - Pengamat ekonomi Sumatera Utara, Wahyu Ario Pratomo
menilai Pemerintahan Presiden Joko Widodo tampaknya harus lebih kerja
keras karena ternyata susunan kabinetnya dinilai masyarakat meragukan.
"Dilihat
sementara dan berdiskusi dengan para ekonom, para menteri yang diangkat
tidak ada yang prestasinya membanggakan selama ini bahkan ada yang
dinilai tidak tepat seperti untuk pejabat Bappenas yang diambil dari
berlatar belakang pendidikan bukan ekonomi," katanya di Medan, Minggu
malam.
Padahal merancang pembangunan dari dulu adalah para ekonom.
Masyarakat
semakin meragukan kinerja kabinet baru itu, setelah ada terdapat 15
orang partai yang diragukan akan lebih memikirkan kepentingan partainya.
Diakuinya, ada beberapa profesional perusahaan yang masuk dalam kabinet itu, tetapi belum bisa memberi jaminan kuat.
"Mengurus
perusahaan dan kementerian berbeda. Menjadi menteri artinya mengurus
permasalahan negara yang jauh lebih kompleks," katanya.
Kinerja kementerian itu semakin dikhawatirkan, kalau ke depan para menteri itu melakukan kesalahan penempatan para dirjennya.
"Kalau
itu terjadi, maka Pemerintahan Jokowi akan semakin harus kerja ekstra
untuk memenuhi keinginan besar masyarakat yang mempercayai Presiden
Jokowi bisa lebih banyak membawa perubahan positif bagi Indonesia," kata
Wahyu.
Namun begitu, kata dosen Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara itu, harus dilihat bagaimana respons pasar, seperti
nilai tukar rupiah dan indeks harga saham gabungan dalam beberapa hari
ke depan.
Kalau responsnya negatif, artinya kerja Pemerintahan
Presiden Jokowi akan semakin berat. Apalagi, mengubah imagi seperti
yang diharapkan pasar tidaklah mudah. (WDY)
Pengamat: Susunan Kabinet Presiden Joko Widodo Meragukan
Senin, 27 Oktober 2014 9:10 WIB