Denpasar (Antara Bali) - Tim kesenian yang tergabung dalam Yayasan Yasa Putra Sedana di Banjar Pengaji Payangan --desa wisata yang bersebelahan dengan perkampungan seniman Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali-- mampu menarik sekitar 2.000 wisanawan mancanegara selama tahun 2014.
"Sekitar 2.000-an wisatawan mancanegara terutama dari Prancis, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa sudah pasti datang karena kontrak sudah ditandatangani," kata pimpinan yayasan tersebut yang juga Pengelingsir (tokoh) Jero Pengaji, Dewa Rai Budiasa, di Denpasar Minggu.
Pertunjukan kesenian yang dipentaskan di kampung sendiri, bekerja sama dengan "Whole Saler" --sebuah biro perjalanan international "Exotissimo International Travel"-- menggagas kunjungan khusus ke markas Yasa Putra Sedana di Banjar Pengaji, Desa Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, salah satu destinasi pariwisata di daerah ini.
Menyambut keinginan tersebut, Dewa Rai Budiasa bersama adiknya Dewa Putra Diasa mengemas permintaan "Exotissimo travel" dalam bentuk "Dinner Short" secara terjadwal.
Selama kurun waktu 2013 telah mendatangkan 1.250 wisatawan mancanegara. Jumlah itu diupayakan bertambah menjadi 2.000 orang di tahun 2014 dan untuk 2015 telah ditandatangani naskah kerja sama untuk mendatangkan paling sedikit 2.000 turis asing dengan adanya tambahan dari pelancong asal Amerika Serikat.
"Usaha itu berkembang, berkat pengalaman sebagai staf Kebudayaan KBRI Bonn Jerman Barat dan Paris, Prancis," kata Rai Budiasa.
Dua kakak beradik Dewa Rai Budiasa dan Dewa Putra Diasa merasa terpanggil untuk melestarikan seni budaya Bali setelah kembali ke Tanah Air.
Keinginan itu juga didorong oleh kekhawatiran orang asing yang memperhatikan perkembangan Bali di bawah maraknya pengaruh budaya asing, baik langsung maupun tak langsung.
Oleh sebab itu perlu membentuk tim kesenian Bali dengan menampung bakat anak-anak muda di pedesaan.
Untuk mewujudkan pemikiran yang diangan-angankan kedua kakak beradik itu, maka sejak tahun 1996 mendirikan Yayasan Yasa Putra Sedana dengan maksud melestarikan seni budaya dengan melibat remaja desa di perkampungannya.
Berkat keberhasilannya membina kesenian di Banjar Pengaji Desa Melinggih Kelod Payangan, 35 km timur laut Denpasar, maka kelompok kesenian ini tahun 2011 diundang mengikuti International Folklore Festival di Prancis dan pentas di sejumlah kota di sana.
Dalam lawatannya itu, kelompok kesenian Bali ini mendapat penghargaan terbaik oleh "Comitte International of Folklore Festival", sebuah badan di bawah naungan UNESCO. (WDY)