Gianyar (Antara Bali) - Seniman yang terhimpun dalam komunitas budaya Yayasan Yasa Putra Sedana optimis mampu mendatangkan 2.000 wisatawan mancanegara asal Jerman dan Perancis untuk menyaksikan atraksi seni di pedesaan Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar
"Sampai bulan September 2016 sudah 95 grup didominasi wisatawan Perancis dan Jerman telah memberikan konfirmasi akan datang untuk menonton atraksi ke Jero Pengaji," kata Ketua Yayasan Putra Sedana, Dewa Rai Budiasa, Senin.
Dewa Rai yang pernah selama 17 tahun menetap di Jerman dan Perancis bersama adiknya, Dewa Putra Diasa mengatakan dengan kedatangan 95 group, masing-masing grup beranggotakan 25-30 orang.
Dengan demikian sekitar 2.300 wisatawan mancanegara akan berkunjung ke daerah perdesaan di Gianyar itu, dan jumlah tersebut akan meningkat hingga akhir Dessember 2016.
Sebelumnya Tim kesenian yang tergabung dalam Yayasan Yasa Putra Sedana di Banjar Pengaji Payangan --desa wisata yang bersebelahan dengan perkampungan seniman Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali juga mampu menarik sekitar 1.700 wisatawan mancanegara selama tahun 2015.
"Sekitar 1.700 wisatawan mancanegara terutama dari Prancis, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa datang selama tahun 2015," Dewa Rai Budiasa yang juga Pengelingsir (tokoh) Jero Pengaji.
Pertunjukkan kesenian yang dipentaskan di kampungnya sendiri, bekerja sama dengan "Whole Saler" --sebuah biro perjalanan international "Exotissimo International Travel"-- menggagas kunjungan khusus ke markas Yasa Putra Sedana di Banjar Pengaji, Desa
Melinggih Kelod, Kecamatan Payangan, salah satu destinasi pariwisata di daerah ini.
Menyambut keinginan tersebut, Dewa Rai Budiasa bersama adiknya Dewa Putra Diasa mengemas permintaan "Exotissimo travel" dalam bentuk "Dinner Short" secara terjadwal.
Selama kurun waktu 2013 telah mendatangkan 1.250 wisatawan mancanegara. Jumlah itu diupayakan bertambah menjadi 1.500 orang di tahun 2014 dan untuk 2015 tercapai 1.700, sedangkan tahun 2016 diharapkan sedikitnya 2.000 orang.
"Peningkatan itu berkat promosi yang dilakukan bekerja sama dengan travel agen, TV 5 Perancis yang menyiarkan secara bertahap rekaman kegiatan Yasa Putra Sedana pada tahun 2015," kata Rai Budiasa.
Dua kakak beradik Dewa Rai Budiasa dan Dewa Putra Diasa merasa terpanggil untuk melestarikan seni budaya Bali setelah kembali ke Tanah Air.
Keinginan itu juga didorong oleh kekhawatiran orang asing yang memperhatikan perkembangan Bali di bawah maraknya pengaruh budaya asing, baik langsung maupun tak langsung. Oleh sebab itu perlu membentuk tim kesenian Bali dengan menampung bakat anak-anak muda di pedesaan.
Untuk mewujudkan pemikiran yang diangan-angankan kedua kakak beradik itu, maka sejak tahun 1996 mendirikan Yayasan Yasa Putra Sedana dengan maksud melestarikan seni budaya dengan melibat remaja desa di perkampungannya.
Berkat keberhasilannya membina kesenian di Banjar Pengaji Desa Melinggih Kelod Payangan, 35 km timur laut Denpasar, maka kelompok kesenian ini tahun 2011 diundang mengikuti International Folklore Festival di Prancis dan pentas di sejumlah kota di sana.
Dalam lawatannya itu, kelompok kesenian Bali tersebut mendapat penghargaan terbaik dari "Comitte International of Folklore Festival", sebuah badan di bawah naungan UNESCO. (WDY)