Jakarta (Antara Bali) - Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit
Dalam Jakarta Raya (PAPDI Jaya) Dr Ari Fahrial Syam mengatakan masih ada
berbagai mitos seputar daging kambing yang beredar di masyarakat
terutama menjelang Idul Adha.
"Di hari raya ini sebagian masyarakat akan menikmati makanan yang
mengandung daging kambing atau daging sapi. Jika ingat daging kambing
saya ingat beberapa mitos yang sangat diyakini masyarakat
kebenarannya," kata Ari Fahrial Syam dalam keterangan tertulis yang
diterima di Jakarta, Jumat.
Ari memaparkan, mitos pertama adalah masyarakat yang kebetulan
diketahui tekanan darahnya rendah atau hipotensi akhirnya meningkatkan
makan daging kambing agar tensinya naik.
Padahal, ia mengingatkan bahwa tekanan darah rendah bisa disebabkan
oleh berbagai hal antara lain karena perdarahan, kurang minum sampai
dehidrasi hingga kelelahan atau kurang tidur.
Tensi yang rendah, lanjutnya, juga dapat disebabkan karena gangguan
pada jantung baik karena kelainan katup atau serangan jantung bahkan
gagal jantung.
"Kalau tensi turun karena gangguan jantung konsumsi daging kambing
yang berlebihan justru akan fatal dan memperburuk keadaan," jelas Ari
Fahrial Syam.
Ia juga mengemukakan, dampak langsung akibat menkonsumsi daging
kambing berlebihan adalah sembelit dan bila mempunyai penyakit GERD
(penyakit asam atau isi lambung balik arah ke atas), maka GERDnya akan
bertambah parah setelah mengonsumsi daging kambing berlebihan.
Belum lagi, ujar dia, efek jangka panjang berupa peningkatan kadar
lemak dan kolesterol darah, apalagi bila setelah makan langsung tidur
karena kekenyangan.
Sedangkan mitos kedua yang juga beredar ditengah masyarakat adalah
bahwa testis kambing akan meningkatkan gairah seksual atau sate kambing
setengah matang meningkatkan gairah seksual.
"Ternyata hal inipun tidak sepenuhnya benar, memang testis kambing
banyak mengandung testosteron yang dapat meningkatkan gairah seksual.
Tetap sebenarnya peningkatan gairah seksual terjadi karena multifaktor
dan tidak semata-mata berhubungan dengan makanan," katanya.
Ia memaparkan, daging kambing juga daging merah lain seperti daging
sapi mengandung tinggi lemak. Lemak hewani biasanya mengandung lemak
jenuh.
Lemak jenuh tersebut, jelas dia, banyak mengandung LDL lemak jahat yang bisa menumpuk pada dinding pembuluh darah kita.
"Selain lemak, daging kambing juga mengandung protein hewani.
Protein kita butuhkan untuk menggantikan sel-sel yang rusak dan sebagai
zat pembangun," katanya.
Dengan demikian, Ari menuturkan bahwa daging kambing termasuk juga
daging sapi yang akan menjadi santapan utama Hari Raya Kurban mengandung
zat gizi yang memang dibutuhkan tetapi kalau jumlahnya berlebihan akan
mengganggu kesehatan.
Untuk itu, ia mengingatkan agar jangan lupa mengimbanginya dengan
banyak makan buah dan sayur untuk mengurangi efek samping dari makan
daging berlebihan. (WDY))
Pakar Kesehatan: Masih Ada Mitos Daging Kambing
Sabtu, 4 Oktober 2014 6:08 WIB