Negara (Antara Bali) - Bupati Jembrana, I Putu Artha mendukung mempertahankan tradisi "menyama braya" atau silaturahmi antar umat beragama, khususnya saat hari raya seperti Idul Fitri.
"Dalam pergaulan sosial sehari-hari, ada istilah nyama selam atau saudara Islam, yang menjadi sebutan dari Umat Hindu sebagai wujud jalinan persaudaraan antar umat beragama. Tradisi ini harus dipertahankan," katanya, saat melakukan silaturahmi ke kepala desa atau perbekel yang beragama Islam, Senin (28/7) hingga Selasa.
Menurutnya, hubungan persaudaraan yang ditandai dengan silaturahmi dan saling menghormati antara Umat Islam dan Hindu, sudah terjadi sejak masa kerajaan, sehingga bupati-bupati terdahulu.
"Dalam setahun terakhir, mungkin saja saya ada salah dengan perbekel, sehingga dalam momentum Idul Fitri ini, kami saling memaafkan," ujarnya.
Ia mengatakan, jika jalinan silaturahmi sudah erat seperti keluarga, akan menumbuhkan keterbukaan dan saling percaya, yang akan bermanfaat bagi pembangunan Kabupaten Jembrana.
Saat sampai di rumah perbekel, tidak hanya aparat desa tersebut yang menyambut, tapi juga masyarakat umum berdatangan untuk bersilaturahmi dengan Artna, yang didampingi Ni Kade Ari Sugianti Artha, isterinya, serta sejumlah pejabat Pemkab Jembrana.
Momentum pertemuan ini, dimanfaatkan oleh kedua belah pihak untuk saling memaafkan, serta bercengkrama tanpa dibatasi protokoler.
"Sudah dua kali ini Pak Bupati ke rumah saya, sebelumnya saat arisan perbekel juga datang. Hal ini merupakan kegiatan yang bagus, untuk mendekatkan pimpinan dengan rakyatnya," kata Perbekel Pengambengan, Samsul Anam.
Selain ke rumah perbekel, Artha juga mengunjungi Kapolres Jembrana, AKBP Harry Hariadi di rumah dinasnya.
Tradisi saling mengunjungi saat hari raya antara Umat Hindu dan Islam di Kabupaten Jembrana, sudah berlangsung turun temurun, termasuk saling mengantar makanan saat hari raya masing-masing.(GBI)