Nairobi (Antara Bali) - Delegasi dari 160 negara di seluruh dunia telah memberi mandat
kepada Sidang Majelis Umum Lingkungan Hidup PBB (UNEA) untuk menangani
agenda lingkungan hidup global, seperti sampah plastik di laut, plastik
mikro, dan perdagangan gelap margasatwa.
Di dalam dokumen akhir yang menyepakati 16 resolusi, pertemuan di
Ibu Kota Kenya, Nairobi, sepakat untuk mendorong pemerintah menetapkan
standar dan kebijakan bagi banyak sektor guna mengurangi buangan gas dan
mengelola dampak negatif dari polusi udara terhadap kesehatan, ekonomi,
dan pembangunan yang berkesinambungan.
Semua delegasi menyatakan UNEA berada pada posisi yang lebih baik
untuk membantu mengurangi polusi udara, yang saat ini menewaskan tujuh
juta orang secara global setiap tahun, demikian laporan Xinhua.
Mereka menyerukan integrasi menyeluruh dimensi lingkungan hidup ke
dalam proses pembangunan berkelanjutan guna membantu meningkatkan
lingkungan hidup yang sehat, yang penting bagi keberhasilan Agenda
Pembangunan Berkelanjutan pasca-2015.
Pertemuan tersebut juga menyeru negara anggota agar mempercepat dan
mendukung upaya bagi peningkatan produksi dan pola konsumsi yang
berkesinambungan.
Pertemuan itu dihadiri oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.
Sementara,
Presiden Kenya Uhuru Kenyatta menyerukan diberikannya dukungan bagi
pola produksi dan konsumsi berkesinambungan, termasuk melalui sumber
daya efisiensi dan gaya hidup yang lebih berkelanjutan.
Di dalam pidato penutupannya, Kenyatta menyambut baik keputusan oleh
UNEA untuk meningkatkan upaya guna melawan perdagangan gelap
margasatwa. Ia mengatakan perdagangan gelap adalah ancaman bagi warisan
Kenya dan menghambat keamanan. (WDY)
Pertemuan Lingkungan Hidup PBB Sepakati 16 Resolusi
Minggu, 29 Juni 2014 14:21 WIB