Jakarta (Antara Bali) - Industri tekstil Indonesia di tengah globalisasi perdagangan
dunia, harus menghadapi tekanan dan tantangan perdagangan bebas, kata
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ernovian G.
Ismy.
"Memang munculnya beberapa negara industri baru yang bergerak dalam
industri tekstil dan garmen telah memberi tekanan yang cukup kuat
terhadap kemampuan penetrasi ekspor tekstil Indonesia di pasar global,"
kata Ernovian dalam acara pembukaan Pameran Seragam dan Pakaian Kerja,
di Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, Selasa.
Pemberlakuan
perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dengan beberapa negara,
menurut Ernovian, juga telah memberikan tekanan cukup berat bagi
industri tekstil nasional, khususnya di pasar domestik.
"Mencermati kondisi tersebut, sewajarnya kita terus berupaya optimal
agar industri TPT (tekstil dan produk tekstil) di Indonesia tidak
menjadi industri yang ditinggalkan," ujarnya.
Hal itu, kata dia, karena industri TPT merupakan salah satu sektor
industri yang memberi kontribusi cukup besar terhadap perekonomian
nasional, diantaranya sebagai penyumbang devisa ekspor non-migas dan
penyerap tenaga kerja.
"Industri TPT dalam negeri telah tumbuh dan berkembang selama lebih dari
empat dekade. Hingga hari ini, baik industri tekstil maupun garmen,
tetap memperlihatkan angka pertumbuhan yang cukup baik," ungkapnya.
Ia menyampaikan, Badan Pusat Statistik mencatat bahwa pada 2013,
pertumbuhan industri tekstil, yakni kulit dan alas kaki mencapai 6,06
persen, hanya sedikit lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan industri
non-migas sebesar 6,1 persen.
Oleh karena itu, kata Ernovian, API menilai peningkatan daya saing
menjadi kunci untuk meningkatkan penetrasi produk Indonesia di pasar
ekspor, serta terus mempertahankan pangsa produk dalam negeri di pasar
domestik.
"Di samping itu, kami mendukung pemerintah melakukan upaya promosi dan eksibisi guna meningkatkan kesadaran (awareness) konsumen terhadap produk tekstil lokal," pungkasnya. (WDY)
Industri Tekstil Indonesia Hadapi Tekanan Perdagangan Bebas
Selasa, 3 Juni 2014 16:05 WIB