London (Antaranews Bali) - Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita menyatakan bahwa nilai perdagangan Indonesia dengan negara anggota Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (EFTA) yang terdiri dari empat negara Eropa Islandia, Liechtenstein, Norwegia, dan Swiss, diharapkan akan meningkat dua kali lipat pada tahun depan.
Hal ini diungkapkan Mendag usai pertemuan dengan Menteri Ekonomi Swiss Johann Schneider-Ammann di Zurich yang membicarakan kelanjutan negosiasi Indonesia– European Free Trade Association (EFTA) Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA) , demikian Pensosbud KBRI Ceko Dwi Wisnu Budi Prabowo kepada Antara London, Inggris, Sabtu.
Schneider-Ammann didampingi kepala negosiator EFTA Dubes Markus Schlagenhof menyatakan Swiss sangat ingin segera menyelesaikan perundingan yang telah mencapai 15 kali putaran itu. Mendag didampingi Dubes RI Bern Muliaman D Hadad, Kepala tim negosiator RI Dubes Sumadi Brotodiningrat, Dirjen PEN Kemendag, Dirjen PPI Kemendag dan Direktur Perundingan Bilateral Kemendag, menyatakan keinginan yang sama dari Pemerintah RI.
Pemerintah Swiss tentu ingin segera menyelesaikan perjanjian ini karena Swiss adalah mitra dagang terbesar Indonesia diantara negara anggota EFTA.
Dari lima negara EFTA yaitu Swiss, Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein, Indonesia memiliki nilai perdagangan paling besar dengan Swiss yaitu dua miliar dolar AS dengan nilai ekspor Indonesia 1,2 miliar dolar AS.
Menteri Perdagangan RI menyatakan dalam konperensi pers usai pertemuan bahwa ia optimis akan kenaikan nilai perdagangan Indonesia dan EFTA tahun depan.
"Total perdagangan Indonesia dengan negara EFTA akan naik dua kali lipat setelah perjanjian ini ditanda-tangani," ujar Mendag.
Dubes RI untuk Swiss dan Liechtenstein Muliaman Hadad yakin bahwa IE-CEPA akan menjadi mesin pendorong ekspor Indonesia ke Swiss dan Liechtenstein.
Saat ini Swiss melalui program Swiss Import Promotion Program (SIPPO) memfokuskan pengembangan ekspor Indonesia ke Swiss dan Eropa untuk tiga jenis produk.
"Produk berbasis kayu, hasil laut, dan rempah-rempah merupakan program utama SIPPO untuk mendorong ekspor Indonesia ke Swiss," ujar Muliaman.
Dalam bincang santai makan malam, kedua pihak sepakat untuk mengadakan perundingan berikutnya guna menyepakati isu penting akhir Oktober 2018 di Bali.
Perjanjian IE-CEPA ini diharapkan dapat ditanda-tangani bulan November mendatang. (WDY)