Jakarta (Antara Bali) - Ketua Perkumpulan Modernisator Indonesia, Dino Patti Djalal mengatakan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan maka yang perlu dilakukan pertama adalah meningkatkan kualitas guru melalui program pemberdayaan.
"Ini merupakan upaya kami membantu meningkatkan kualitas pendidikan. Karena para pendidik atau guru adalah kunci sukses anak didiknya," ujar mantan Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat itu di Jakarta, Kamis.
Dino mengatakan, sumber daya manusia adalah modal dasar Indonesia dalam memenangkan kompetisi global dan menjadi raksasa Asia pada abad 21. Tapi Jumlah saja tidak cukup, kualitas juga menjadi kunci utamanya.
"Sebagai bagian dari mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompetitif, maka tahun ini Modernisator berinisiatif melakukan program pemberdayaan untuk meningkatkan kualitas guru atau "School Quality Improvement Program"," jelas dia.
Program itu merupakan upaya peningkatan kualitas pendidikan untuk membantu meningkatkan kapasitas pendidik, melalui berbagai program pelatihan serta pengalaman magang di sekolah internasional, yakni Singapore International School.
Program itu dimulai dengan seminar yang dikhususkan hanya bagi para guru dengan mengangkat tema "Peran Guru dan Pemerintah Daerah dalam Implementasi Kurikulum 2013" yang diselenggarakan pada Kamis.
"Dalam menghadapi tantangan abad 21 dan unggul dalam kompetisi dunia, Indonesia harus memiliki kualitas sumber daya yang unggul, kompetitif. Kuncinya adalah pendidikan dan lokomotifnya adalah para pendidik,"tegas dia.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Pendidikan, Musliar Kasim mengatakan esensi kurikulum 2013 adalah untuk menyiapkan SDM terdidik yang mampu menjawab tantangan zaman.
"Pemerintah optimistis SDM bangsa akan berkualitas dengan peningkatan kualitas pendidik dan kurikulum 2013," kata Wamendikbud.
Seminar itu dihadiri pakar pendidikan, Prof Dr. Arif Rahman Hakim, dari USAID Feiny Sentosa, Chris Toomer dari Singapore International School (SIS), dan Tjipto Sumadi dari Kemendikbud.
Kegiatan itu dihadiri oleh 300 peserta yang berasal dari berbagai elemen pendidikan, yaitu; guru, kepala sekolah, Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, LSM bidang pendidikan, pakar dan pemerhati pendidikan, serta akademisi. (WDY)