Nusa Dua (Antara Bali) - Para juru masak (chef) hotel menunjukan kepiawaian meracik bumbu tradisional Bali "base gede" di ajang Festival Nusa Dua (NDF) Ke-16 tahun 2013.
Ketua BPD Indonesian Chef Association (ICA) Bali Komang Adi Arsana di Nusa Dua, Bali, Sabtu mengatakan lomba pertama kali ini diikuti sepuluh peserta dengan waktu selama satu jam.
Ia mengatakan para peserta dituntut membuat bumbu tradisional mulai dari pemilihan bahan hingga mengolah menjadi satu kilogram "base gede".
Adi Arsana lebih lanjut mengatakan para peserta diberikan kebebasan dalam menentukan jumlah dan jenis bahan yang digunakan serta disesuaikan dengan kebutuhan, namun sebelum meraciknya harus ditimbang secara digital.
"Itu adalah ukuran yang kami buat, sehingga ke depannya bisa dijadikan sebagai acuan bagi para juru masak (chef) dan masyarakat. Bagi masyarakat Bali membuat base hampir semua bisa, namun yang benar-benar sesuai takaran belum ada. Dalam memasak selama ini masyarakat hanya menggunakan takaran perkiraan saja," ujarnya.
Menurut dia, jika membuat "base gede" di bawah satu kilogram mereka (chef) pasti mudah membuatnya. Karena bagi para juru masak yang menggunakan bahan lebih bisa dikurangi begitu sebaliknya. Panitia benar-benar melakukan standar yang ketat, sehingga betul-betul mendapatkan hasil yang bisa dijadikan resep secara umum.
"Para peserta sempat kaget ketika ada penimbangan bahan. Karena sebelumnya tak menduga akan kami lakukan penimbangan bahan baku adonan bumbu tersebut," ucap Adi Arsana.
Dikatakan, juara yang terpilih dalam lomba membuat "base gede" ini di harapkan menghasilkan aroma terbaik.
"Kami rasa dengan standar lomba ini sangat perlu mengingat `base gede` merupakan dasar bumbu makanan di Bali seperti membuat sate, babi guling, betutu dan lainnya," katanya.
Walau demikian, Adi Arsana membantah jika lomba membuat "base gede" ini sebagai upaya menyamakan tradisi yang ada. Karena masing-masing daerah di Bali memiliki tradisi yang berbeda-beda.
"Kami tidak mau melaksanakan kehendak, harus mengikuti resep ini. Itu bukan menjadi tujuan dari lomba ini. Tetapi, ini bisa dijadikan acuan bagi daerah-daerah lain termasuk negara lain dalam membuat base gede. Paling tidak, ketika ada yang bertanya maka kita bisa berikan informasinya," ujarnya.
Adi Arsana menambahkan, hasil dari resep ini menjadi sumbangan ICA untuk Bali. Karena disamping lomba membuat "base gede", ajang NDF juga diisi aktivitas membuat tiga jenis sambal kreatif, bebek betutu yang menjadi ikon NDF dan membuat jajan kukus.
"Lomba membuat `base gede` ini perlu karena masakan Indonesia itu identik dengan sambal," katanya.
Dalam lomba membuat "base gede", juru masak I Wayan Sugiana peserta dari The Breezes Bali menyabet juara I, sedangkan juara II dan III masing-masing diraih I Wayan Karsana (Harris Resort Kuta) dan Kadek Ritawan (Laguna Garden).(I020)
(T.I020/B/I006/I006) 16-11-2013 17:18:25