Bogor (Antara Bali) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mematangkan penerapan ekonomi biru dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, dimana materi Blue Economy ini nantinya juga akan dipaparkan dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik atau Asia-Pacific Economic Coorperation (KTT APEC) yang akan digelar Oktober besok di Nusa Dua Bali.
"Blue Economy ini nantinya akan dipaparkan dan disampaikan dalam pertemuan KTT APEC di Bali nanti. Kita akan sampaikan sejauh mana ekonomi biru diterapkan, dan mengajak masyarakat dunia untuk mengedepankan pembangunan yang berkelanjutan," kata Kepala Pusat Pelatihan Kelautan Perikanan, badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, KKP, Balok Budianto, saat ditemui dalam executive training Subtansi pengelolaan bisnis dan kawasan berbasis Blue Economy di sektor Kelautan dan Perikanan, yang digelar di Kota Bogor, Jawa Barat, Senin.
Balok menyebutkan, pengembangan ekonomi biru bagi Indonesia sangatlah penting, mengingat luas Indonesia yang kurang lebih 5,8 juta kilo meter persegi atau 2/3 luas wilayah RI dengan garis pantai sepanjang 95.181 kilo meter memiliki potensi sumber daya alam terutama sumber daya perikanan laut yang cukup besar, baik dari segi kuantitas maupun diversitas.
Ia mengatakan, Presiden RI telah menawarkan gagasan perlunya pengembangan ekonomi biru dalam Konferensi Pembangungan Berkelanjutan PBB Rio+20 di Rio de Janeiro, Brazil, Juni 2012 lalu.
Ekonomi biru dalam mendukung pembangunan berkelanjutan menjadi ajakan kepada dunia agar berpaling ke laut dan guna mendorong kesadaran global terhadap pengelolaan laut dan sumber daya persisir.
"Oleh karena itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan akan berkonsentrasi dengan menata kembali pola pembangunan Kelautan dan Perikanan dengan mengadopsi pada konsep pembangunan berkelanjutan yang lebih menekankan pada ekonomi biru (Blue economy)," ujar Balok. (WRA)