Kairo (Antara Bali)
- Duta Besar RI untuk Mesir Nurfaizi Suwandi Senin (19/8) petang
menyerahkan bantuan bahan kebutuhan pokok (sembako) kepada warga negara
Indonesia (WNI) di Mesir.
"Bantuan sembako ini merupakan satu dari sekian langkah kepedulian
KBRI kepada WNI terkait dengan krisis politik Mesir saat ini," kata
Dubes Nurfaizi salam sambutan penyerahan sembako di Kantor Kosuler KBRI
di Distrik Madinat Nasr.
Dubes kembali menegaskan, sejauh ini KBRI belum berencana evakuasi
karena situasi di Mesir dinilainya masih kondusif dan belum berdampak
negatif bagi WNI.
Mantan Kapolda Metro Jaya itu mengingatkan WNI agar tidak terpancing
dengan berita, misalnya ada negara tetangga Indonesia sudah mulai
mengevakuasi warganya dari Mesir.
"Jangan terpancing dengan berita evakuasi dari negara lain.
Pemerintah Indonesia tentu saja akan mengayomi seluruh WNI, dan semua
langakah penyelamatan telah disiapkan bila situasi keamanan memburuk,"
katanya.
Dubes secara simbolik menyerahkan bantuan awal kepada WNI terutama mahasiswa lewat organisasi kekeluargaan.
Menurut Kepala Kepala Pelaksana Fungsi Penerangan, Sosial Budaya
KBRI Kairo, Dahlia Kusuma Dewi, bantuan tersebut mencakup 900 kg beras,
450 liter minyak goreng, 450 kg gula pasir, 125 box mie instan, 600
kotak teh, 600 kaleng ikan tuna, 600 kaleng kornet, 600 botol kecap
manis, dan 200 kg susu bubuk.
Wakil Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI)
Mesir, Delfa Hariyad, menyampaikan apresiasi atas bantuan sembako yang
dibutuhkan.
Terkait situasi memburuk di Mesir, Delfa mengungkapkan bahwa di
kalangan mahasiswa ada ingin dievakuasi dan ada pula yang ingin bertahan
di Mesir.
"Persentase yang ingin dan enggan dievakuasi itu kayaknya seimbang, fifty-fifty atau 50-50 persen," katanya.
Enggan dievakuasi
Sejumlah mahasiswa yang ditemui ANTARA di Kairo umumnya mengaku
enggan dievakuasi meskipun situasi di negeri itu kian memburuk.
"Saya pribadi sejauh ini ingin tetap tinggal di Mesir mengingat masa
kuliah saya tinggal setahun lagi. Takutnya kalau pulang, nanti sulit
kembali lagi ke Mesir," kata Tsaqofina Hanifah, mahasiswi asal Solo.
Pernyataan senada diutarakan Fatimah Insani Zikra, mahasiswi asal
Padang, Sumatera Barat. "Saya tinggal di Asrama Buust Universitas Al
Azhar masih merasa aman, jadi evakuasi kayaknya belum terpikirkan,"
katanya.
Tsaqofina Hanifah yang juga Ketua Wihdah, organisasi putri
beranggotakan 872 mahasiswi, suatu badan otonomi di bawah PPMI,
mengungkapkan, ada mahasiswa yang ingin dievakuasi dan ada pula yang
enggan.
"Jumlah yang ingin dievakuasi itu berkisar 40 persen, sisanya
enggan, dan mereka masing-masing punya alasan pribadi," katanya.
Muhammad Rasyad, mahasiswa asal Jawa Tengah mengatakan dirinya sampai sekaranga belum berfikir ikut evakuasi.
Ketua Kerukunan Sulawesi Selatan (KKS) Yusran Yusuf juga mengatakan enggan dievakuasi.
Keengganan serupa diutarakan Ketua Kelompok Studi Mahasiswa Riau, Azril Ysri karena menganggap masih aman. (WRA)
KBRI Kairo Serahkan Bantuan Sembako, Belum Evakuasi
Selasa, 20 Agustus 2013 6:21 WIB