Kuta (Antara Bali) - Jalan tol di atas perairan Bali yang menghubungkan Pelabuhan Benoa dengan Bandar Udara Ngurah Rai dan Nusa Dua dilengkapi anjungan yang diperuntukkan bagi umat Hindu di wilayah sekitarnya menggelar ritual "Melasti".
"Kami sudah membuat anjungan di sekitar Pelabuhan Benoa sehingga masyarakat yang akan `melasti` bisa langsung mencapai laut," kata Direktur Utama PT Jasamarga Bali Tol Akhmad Tito Karim, di Kuta, Badung, Rabu.
Menurut dia, dengan adanya jalan di atas perairan yang pertama di Bali ini, pihaknya ingin tetap menghargai kearifan lokal.
"Melasti" merupakan ritual iring-iringan umat Hindu Bali pada tiga hari sebelum Nyepi untuk menyucikan benda-benda sakral yang disimpan di pura menuju ke laut.
Pembuatan anjungan tersebut supaya tidak sampai menyusahkan umat Hindu yang melangsungkan ritual.
"Di tol yang menuju Bandara Ngurah Rai juga sudah dibangun pelinggih (tempat suci)," katanya.
Di sisi lain sebagai bentuk mengadopsi warga lokal, ucap Tito, mereka yang bekerja di tol diupayakan berasal dari warga sekitar.
"Penerimaan karyawan telah kami umumkan melalui koran dan internet. Karena waktu itu yang melamar sedikit, kami juga bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Bali," katanya. Yang jelas, pihaknya menginginkan 99 persen masyarakat Bali yang bekerja di tol sepanjang 12,7 kilometer itu.
"Kami memang belum meneliti apakah yang mendaftar sudah mewakili semua pojok-pojok banjar (dusun) di wilayah tol," ujarnya.
Pihaknya merencanakan jumlah karyawan yang diterima bekerja di tol sebanyak 100 orang, dan waktu ini yang mendaftar mencapai 300 orang.
"Kalau ternyata ada warga yang belum terwakili bekerja di sini, kami berjanji akan mengakomodasi di waktu berikutnya," kata Tito. (LHS)
Tol Bali Dilengkapi Anjungan Ritual Melasti
Kamis, 11 Juli 2013 11:31 WIB