Gianyar, Bali (ANTARA) - Satuan pendidikan di Kabupaten Gianyar, Bali memulai masa pengenalan lingkungan satuan pendidikan (MPLS) yang menekankan materi dan suasana dengan konsep ramah kepada anak.
“Kegiatan dan materi wajib mengandung pendidikan dan tidak boleh ada perpeloncoan,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gianyar I Wayan Mawa di Gianyar, Bali, Senin.
Secara umum MPLS di Bali berlangsung selama lima hari mulai Senin (21/7) hingga Jumat (25/7).
Mawa menambahkan MPLS di daerah dilaksanakan sesuai Surat Edaran Menteri Pendidikan Dasar Menengah (Mendikdasmen) Nomor 10 tahun 2025 tentang Pelaksanaan Kegiatan MPLS ramah pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah tahun ajaran 2025/2026.
Sementara itu, pelaksanaan MPLS di salah satu yayasan pendidikan yang menaungi taman kanak-kanak dan sekolah dasar di Batubulan, Kabupaten Gianyar, Bali diikuti ratusan peserta didik baru.
Sekitar 120 orang di antaranya merupakan peserta didik baru untuk kelas 1 pada jenjang pendidikan sekolah dasar di sekolah swasta tersebut.
Pada hari pertama MPLS yang dimulai sekitar pukul 07.30 WITA diadakan dengan kegiatan baris-berbaris, pengenalan tenaga pendidik, pengenalan ruang kelas dan fasilitas sekolah hingga pengenalan diri peserta didik baru di dalam kelas didampingi guru/wali kelas.
Selama MPLS, para orang tua diperkenankan mendampingi sementara waktu di sekitar area sekolah.
Para orang tua tampak antusias mengantar perdana anak mereka ke lingkungan sekolah, termasuk sebagian di antaranya diantar khusus oleh sang ayah.
“Saya cuti tiga hari khusus untuk menyiapkan anak sekolah karena ini perdana bagi anak saya memasuki sekolah dasar,” kata orang tua siswa sekolah dasar, Made Arvi.
Sementara itu, sesuai Surat Edaran Mendikdasmen Nomor 10 tahun 2025, MPLS dilakukan untuk menumbuhkan dan memperkuat karakter serta profil lulusan melalui pengenalan warga (tenaga pendidik), kurikulum dan lingkungan.
Penguatan nilai dalam MPLS ramah itu dilaksanakan dengan aktivitas di antaranya pembinaan budaya sekolah dengan pendekatan edukatif, kebiasaan anak Indonesia yang hebat dan pagi ceria.
Kemudian materi terkait mencegah judi daring, narkoba (NAPZA), keadaban digital dan budaya hidup sehat, lingkungan belajar aman, nyaman dan gembira hingga penyediaan ruang perjumpaan dan inklusif.
