Bangli, Bali (ANTARA) - Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di kabupaten Bangli Provinsi Bali naik 65 persen pada posisi 20 Maret 2024, yaitu mencapai 119 kasus dibandingkan akhir Maret 2023.
"Walaupun jumlah kasus DBD di kabupaten Bangli naik hingga 65 persen dibanding posisi Maret 2023, tapi syukurnya tidak ada pasien DBD yang sampai meninggal dunia," kata Kepala Dinas Kesehatan Bangli I Nyoman Arsana di Bangli, Rabu.
Menurutnya, semua pasien DBD dirawat inap di rumah sakit dan dapat ditangani dengan baik oleh petugas Kesehatan, sehingga dapat sembuh dan kembali beraktifitas.
Ia menegaskan bahwa peningkatan kasus DBD di kabupaten Bangli ini akibat kurangnya kebersihan di lingkungan masyarakat.
"Kami Dinas Kesehatan Bangli sudah melakukan 68 kali fogging atau penyemprotan untuk memberantas nyamuk DBD, tapi penyemprotan hanya mampu mematikan nyamuk yang dewasa, tapi jentik-jentik -telor nyamuk- masih bisa lahirkan nyamuk DBD," kata I Nyoman Arsana.
Intinya, katanya, masyarakat harus banyak kerja bakti, bersih-bersih lingkungan agar sarang-sarang nyamuk DBD dapat diberantas.
Kadis Kesehatan Bangli itu juga memberitahukan catatan jumlah kasus DBD pada Januari 2024 ada 34 kasus, sementara Januari 2023 hanya 17 kasus. Pada Februari 2024 melonjak hingga 52 kasus, sedangkan Februari 2023 hanya 22 kasus.
Pada 20 Maret 2023 ada 32 kasus DBD, sementara Maret 2024 ada 33 kasus.
Kadis Kesehatan Bangli minta masyarakat untuk meningkatkan gotong royong membersihkan lingkungannya. Jangan ada tempat nyamuk DBD bersarang, misalkan di genangan air yang tenang, dan di tumpukan barang bekas.