Jakarta (Antara Bali) - Tahun 2013 ini diramalkan menjadi tahun "booming" atau melonjaknya permintaan terhadap berbagai produk perumahan setelah pada 2012 penjualan produk perumahan dinilai masih stagnan akibat ketidakjelasan regulasi.
"Tahun 2013 ini adalah tahun 'booming' karena pada 2012 terkungkung regulasi," kata Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI) Setyo Maharso dalam pembukaan BTN Property Expo 2013 di Jakarta, Sabtu.
Untuk itu, menurut dia, pemerintah harus bisa memastikan bahwa peraturan yang dikeluarkan tidak selalu berubah-ubah apalagi mengingat kebutuhan perumahan rakyat masih besar.
Ia memaparkan, kebanyakan rumah yang dijual bak "kacang goreng" pada saat ini adalah sekitar Rp200 juta hingga Rp600 juta. "Saya mengimbau bagi masyarakat inilah saatnya untuk membeli sesuai kemampuan masing-masing," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Eddy Ganefo mengatakan, tahun 2013 merupakan tahun "balas dendam" untuk mengejar sebanyak-banyaknya target yang tidak tercapai pada 2012.
Karenanya, Eddy juga mengharapkan berbagai pihak terutama pemerintah dapat bekerja di atas standar agar tidak ada lagi hambatan seperti persoalan terhambatnya penandatangangan akad jual beli di sektor properti. (LHS)