Pekalongan (Antara Bali) - Sekretaris Ikatan Pedagang Pasar Grosir Setono (Ipaseno) Kota Pekalongan, Ahmad Sobari menyatakan bahwa tren penjualan produk batik Kota Pekalongan, Jawa Tengah, selama 2012 cenderung menurun karena adanya beberapa persoalan.
"Kami memperkirakan persaingan produk batik di pasaran ini akan semakin ketat pada 2013, sehingga pelaku usaha harus bisa lebih kreatif dan menjaga mutu agar bahan pakaian itu tetap diminati konsumen," katanya di Pekalongan, Senin.
Menurut dia, beberapa persoalan menurunnya produk batik tersebut, antara lain adanya krisis global di Eropa, meningkatnya penjualan kain tekstil bermotif batik, dan bertumbuh kembangnya sentra kerajinan batik di sejumlah daerah, seperti Yogyakarta dan Solo.
Krisis global di Eropa, katanya, mengakibatkan daya beli atau ekspor batik ke beberapa pasar mancanegara turun sedangkan beredarnya kain tekstil bermotif batik di pasaran juga memicu anjloknya produk batik tulis dan cap.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Kota Pekalongan, Rosian Anwar mengatakan bahwa memasuki 2013 diperkirakan akan terjadi persaingan perdagangan yang semakin ketat, sehingga para pengusaha dituntut lebih kreatif dan inovatif agar produk usahanya tetap diminati konsumen.
"Sedangkan tantangan terberat lainnya yang akan dihadapi para pengusaha, adalah adanya rencana kenaikan tarif dasar listrik dan bahan bakar minyak (BBM)," ucapnya. (*/T007)