Denpasar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mengungkapkan data bahwa kelompok pendidikan menyumbang inflasi tertinggi gabungan di Denpasar dan Singaraja sebagai indikator proxy Provinsi Bali bulan Juli 2023.
“Untuk pendidikan yang menjadi penyebab inflasi adalah kenaikan biaya pendidikan seperti biaya SPP, komite, uang pangkal, dan sejenisnya,” kata Kepala BPS Bali Endang Retno Sri Subiyandani, di Denpasar, Sabtu.
Dia mengatakan perlengkapan pendidikan juga turut mengalami kenaikan seperti seragam sekolah, namun tercatat dalam komoditas berbeda dari kelompok pendidikan dan belum termasuk lima besar penyumbang inflasi.
Adapun tiga penyumbang inflasi terbesar gabungan Denpasar-Singaraja Juli 2023 adalah kelompok pendidikan dengan menyumbang 2,72 persen; disusul kelompok transportasi memberi inflasi 1,02 persen; dan kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 1,11 persen.
Kepala BPS Bali menekankan bahwa pada bulan Juli terdapat momentum dimulainya pendidikan tahun ajaran baru, dan kenaikan inflasi dari sektor ini biasa terjadi.
“Untuk tahun ini, adanya lonjakan biaya pendidikan yang lebih tinggi diduga dikarenakan mulai membaiknya ekonomi masyarakat, sehingga sekolah-sekolah kembali menaikkan biaya pendidikan setelah sebelumnya pernah menurunkan atau menahan kenaikan biaya akibat pandemi COVID-19,” ujarnya pula.
Jika dipecah per kota, inflasi akibat kelompok pendidikan paling terasa di Denpasar, dengan pendidikan menyumbang inflasi 2,93 persen, kemudian disusul transportasi dan perlengkapan peralatan pemeliharaan rutin rumah tangga.
Sedankan di Singaraja, inflasi paling besar dipengaruhi oleh kelompok makanan minuman tembakau 0,59 persen, disusul perlengkapan peralatan pemeliharaan rutin rumah tangga, lalu perawatan pribadi dan jasa lainnya.
Sehingga secara total inflasi gabungan Denpasar-Singaraja Juli 2023 0,34 persen, dan secara terpisah untuk Denpasar 0,36 persen dan Singaraja 0,25 persen.
“Untuk Kota Denpasar menempati urutan ke-18 dan Singaraja urutan ke-37 dari 77 kota di Indonesia yang mengalami inflasi,” kata Endang pula.
Jika dipecah berdasarkan komoditasnya, lima penyumbang inflasi secara bulan ke bulan dipimpin oleh angkutan udara dengan inflasi 0,120 persen, kemudian sekolah menengah pertama 0,093 persen, canang sari 0,092 persen, bimbingan belajar 0,034 persen dan sekolah dasar 0,033 persen.