Denpasar (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster mengapresiasi dan memuji ratusan anak muda peserta lomba konten kreatif yang berusaha mengenalkan capaian pemerintah dalam topik Bali Era Baru.
“Ada 200 peserta, mungkin karena waktunya mepet dan pas lagi libur sekolah sehingga kurang banyak, tapi melihat antusiasme dan hasil yang dicapai itu menurut saya sesuatu yang membanggakan,” kata dia di Denpasar, Kamis.
Lomba konten kreatif bagi pelajar, mahasiswa, dan umum ini sendiri merupakan yang pertama kali digelar, dilaksanakan sejak 13 Mei 2023 lalu dan total seluruh anggaran yang dikeluarkan Rp290 juta.
Orang nomor satu di Pemprov Bali itu berharap para peserta sejak awal membuat konten kreatif memahami betul makna Bali Era Baru yang tertuang dalam visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, sehingga muatan yang disampaikan ke media sosial sejalan dengan filosofinya.
Kepada para juara yang diberikan penghargaan di Rumah Jabatan Jayasabha, Gubernur Koster bercerita soal capaian yang selama ini bermula dari visi kemudian dijabarkan menjadi kebijakan, program dan kegiatan.
Baca juga: Lomba konten kreatif Bali Era Baru perebutkan hadiah ratusan juta
“Saya memulai dari bagaimana memperkuat dan memajukan kebudayaan Bali dengan unsur adat istiadat, tradisi, seni, budaya, beserta kearifan lokalnya karena inilah yang menjadi jati diri karakter dan identitas anak Bali,” tuturnya.
Salah satu yang diunggulkannya adalah capaian lahirnya Pergub Bali Nomor 80 Tahun 2018 soal kebijakan penggunaan aksara Bali, sebagai upayanya mengangkat martabat Bali di awal ia memulai kepemimpinan.
Maka itu dengan hadirnya anak muda yang ahli membuat konten kreatif ia berharap mereka dapat menjadi guru dalam menyampaikan program pemerintah.
Ketua Panitia Lomba Konten Kreatif Bali Era Baru I Gede Juliana Eka Putra menambahkan bahwa lomba ini memang digelar bertujuan untuk melahirkan anak muda yang mampu menyampaikan capaian Pemprov Bali melalui konten masa kini.
Baca juga: Menparekraf: ciptakan konten kreatif di platform digital untuk pasarkan produk
“Tujuannya melihat bagaimana gaya-gaya anak muda yang memang autentik dan original terhadap pembuatan konten, bagaimana anak muda melihat pencapaian pembangunan Pemprov Bali terutama terkait 44 tonggak peradaban, dan bagaimana anak muda mampu membahasakan dengan gayanya,” kata dia.
Lomba ini juga diadakan untuk mewadahi anak muda yang tertarik di bidang konten atau sehari-hari terbiasa menggunakan media sosial, sehingga terlihat dari karyanya cukup beragam, mulai dari yang sederhana hingga menggunakan alat yang mumpuni.
Penyelenggara berharap, kegiatan ini dapat berlanjut pada tahun-tahun berikutnya, juga mereka yang menjadi juara dapat memberi contoh bagaimana pola pembuatan konten capaian visi yang baik kepada peserta-peserta berikutnya.
“Selain itu kita coba membentuk komunitas konten kreator di Bali, sehingga komunitas tersebut bisa digunakan sebagai ajang berbagi belajar bersama,” ujar Gede Juliana.