Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia pada 2023 menargetkan 1,2 miliar hingga 1,4 miliar perjalanan wisatawan Nusantara akan melakukan perjalanan melancong ke berbagai objek wisata menarik di dalam negeri.
Target sebesar itu adalah dua kali dari capaian tahun 2022 melalui penyelenggaraan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia/Produk Dalam Negeri (Gernas BBI/PDN) dan Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI).
Dengan adanya perjalanan penduduk Indonesia mengunjungi objek wisata sebanyak itu diharapkan dapat menghasilkan pendapatan pariwisata senilai Rp3.281 triliun atau setara 18 persen PDB nominal.
Harapannya dengan banyaknya perjalanan wisatawan Nusantara melancong ke berbagai objek wisata menarik yang jumlahnya ribuan tersebar di penjuru Nusantara, maka akan tidak hanya mampu menggerakkan perekonomian masyarakat/UMKM dan pemerintah daerah, tapi semua pihak terkait, mulai dari agen perjalanan, perusahaan transportasi darat, laut, dan udara, hotel, bahkan hingga pemandu wisata.
Target dan harapan itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Panjaitan, saat menghadiri kick off Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia/Produk Dalam Negeri (Gernas BBI/PDN) dan Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI) di Banten, Jumat (10/02/2023).
Memang diakui tidak mudah mencapai target sebesar itu. Selain karena perekonomian dan pendapatan masyarakat yang belum terlalu pulih akibat pandemi COVID-19 berkepanjangan, hingga masih ada pola pikir sebagian masyarakat yang lebih senang bepergian melancong ke luar negeri.
Meskipun demikian, bukan hal yang tidak mungkin dan mustahil capaian 1,2 miliar hingga 1,4 miliar perjalanan wisatawan Nusantara itu tercapai dan bahkan melampaui target, mengingat selain saat ini pandemi sudah makin mereda, ditambah lagi pemerintah dibantu asosiasi, swasta, dan pemangku kepentingan lain bahu-membahu melakukan berbagai cara mencapai target itu.
Selain itu pemerintah secara masif juga telah dan terus membangun dan memperbaiki berbagai jenis infrastruktur, mulai dari jalan raya, jalan tol, bandar udara, pelabuhan laut, terminal bus, hingga perbaikan/penyempurnaan objek wisata, agar nyaman dan aman saat dipergunakan atau dikunjungi.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pihak asosiasi dan swasta dalam menjaring target 1,2 miliar hingga 1,4 miliar perjalanan wisata Nusantara itu dilakukan Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional (Inaca) dan RajaMICE and Chief Community TEPANAS (Teman Parekraf Nasional) yang menggencarkan promosi pariwisata melalui Indonesia Travel Fair (ITF) Ke-20 di Mall Kota Kasablanka, Jakarta, pada 17-19 Februari 2023.
ITF menawarkan paket-paket promo dan hadiah menarik setiap harinya melalui harga khusus untuk penerbangan di seluruh Indonesia yang disediakan oleh berbagai maskapai pendukung pariwisata nasional, yaitu Garuda Indonesia, Pelita Air, Citilink, Lion Air Group, TransNusa, AirAsia, Sriwijaya dan NAM Air.
Selain maskapai penerbangan, pemangku kepentingan lain datang dari industri pariwisata juga bersama-sama memberikan harga khusus selama pameran, yaitu dari Artotel Group, Cross Bali, Tanjung Lesung Resort, Taman Safari Indonesia Group dan Desa Wisata Pemenang ADWI, seperti Kampung Wisata Pecinan Glodok, Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Desa Wisata Pulau Untung Jawa. Selain itu juga turut bergabung biro perjalanan, seperti Bayu Buana, Dwidaya Tour, Obaja, TX Travel, Dream Well, Mister Aladin, dan Atourin.
Masyarakat yang ingin melancong dapat menikmati pilihan harga tiket spesial dari maskapai Pelita Air, mulai dari harga Rp500 ribu, Citilink mulai dari harga Rp530 ribu; Garuda Indonesia dengan tiket PP dari Jakarta mulai dari harga Rp2,4 juta; TransNusa mulai dari harga Rp499 ribu; AirAsia mulai dari harga Rp450 ribu.
Industri pariwisata lainnya, seperti Artotel Group memberikan paket menginap mulai dari harga Rp270 ribu; Cross Bali memberikan paket mulai dari Rp2 juta; Taman Safari Indonesia Grup memberikan harga khusus masuk wisata mulai dari Rp35 ribu dan paket menginap mulai Rp780 ribu.
Adanya kolaborasi antara asosiasi dan swasta dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang bergerak di sektor pariwisata seperti ini yang patut kita apresiasi dan terus didukung. Karena tidak mungkin hanya pemerintah yang terus dan semua yang melakukan promosi dan kampanye tanpa ada dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan pariwisata.
Seperti yang disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno yang selalu menyampaikan apresiasi kepada seluruh industri dan pelaku pariwisata yang mendukung dan berusaha menyukseskan program-program pemerintah.
“Kami harapkan kolaborasi semua pihak dalam ITF yang ke-20 menjadi booster awal tahun untuk program BBWI untuk mengapai target 1,4 miliar pergerakan wisatawan dalam negeri," katanya.
Pemerintah meyakini bahwa pergerakan wisatawan Nusantara juga akan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat dan UMKM. Dalam momentum keketuaan ASEAN di Indonesia, maka kegiatan Travel Fair ini dan pameran-pameran sejenis lainnya bisa menjadi sarana sebagai program promo untuk menarik perhatian masyarakat dalam mendukung program jalan-jalan di IndonesiaAja.
Dukungan penuh menggairahkan dari industri pariwisata di dalam negeri juga datang dari Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat yang meminta pelaku wisata meningkatkan kreativitas dalam menggaet minat turis, terutama dari dalam negeri, untuk mengunjungi tempat-tempat wisata, antara lain dengan menghadirkan beragam kegiatan wisata menarik.
Apalagi pada kondisi saat ini, semua pihak dituntut meningkatkan kreativitas para pelaku wisata di Tanah Air untuk menyelenggarakan kegiatan yang menarik, dengan melibatkan industri kreatif di sejumlah daerah.
Hal itu penting dilakukan di tengah dampak resesi global yang berpotensi menurunkan jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Para pemangku kepentingan, baik di tingkat pusat maupun daerah, juga harus mendukung peningkatan kreativitas dalam mengembangkan kegiatan wisata dengan menghadirkan kebijakan yang memudahkan.
Meskipun demikian, diingatkan agar Pemerintah dalam menyusun kebijakan itu tetap mengutamakan aspek keamanan dan kesehatan.
Sekali lagi kolaborasi semua pihak dalam mengupayakan pertumbuhan sektor pariwisata nasional harus mampu diwujudkan dalam upaya menjawab sejumlah tantangan dampak resesi global.
Pemerintah daerah pun juga harus dituntut kreatif, proaktif, dan memiliki program yang jelas dan terarah dalam menggairahkan sektor pariwisata di daerahnya, karena dengan itu masyarakat Indonesia akan mau melancong ke daerahnya, tentunya dengan terus-menerus melakukan promosi yang gencar.