Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 14 atase militer negara asing mengunjungi Bali, untuk mempelajari struktur organisasi pemerintahan, administrasi militer dan budaya masyarakat di Pulau Dewata.
"Ini merupakan lawatan setiap tahun dan tiap lawatan tempatnya berbeda-beda. Kali ini kami ke Bali dan Rabu (21/11) kami akan ke Lombok," kata Liutenant Colonel Haslen Bin Haji Hassan, atase pertahanan dari negara Brunei Darussalam saat menyampaikan sambutan di Gedung Kerta Sabha, Denpasar, Senin.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika didampingi istri dan pimpinan satuan kerja perangkat daerah Pemprov Bali menjamu sekitar 14 perwakilan atase militer tersebut. Diantaranya yang hadir yakni perwakilan atase dari Myanmar, Vietnam, Brunei Darussalam, Italia, Korea, Pakistan, Prancis, India, Polandia, Saudi Arabia, Rusia, Selandia Baru dan sebagainya.
Menurut Haslen, dipilihnya Bali sebagai tempat kunjungan karena mempunyai budaya yang sangat unik. Para wisatawan juga tetap banyak mengunjungi Pulau Dewata meskipun pernah terjadi serangan bom.
Pihaknya berharap dengan kunjungan tersebut dapat mempelajari dan mengetahui lebih jauh tentang budaya, struktur pemerintahan maupun militer yang diterapkan di Bali.
Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyampaikan bahwa daerah yang dipimpinnya dapat tetap terjaga keunikan budayanya karena ada desa adat sebagai wadah organisasi masyarakat yang lestari menjaga budaya.
Mantan Kapolda Bali inipun mencontohkan, di kawasan Kuta, Badung, yang menjadi pusat wisata sekalipun masyarakatnya masih tetap taat menghormati adat budaya.
"Oleh karena berbagai keunikan yang ada di Bali, maka gubernur di daerah kami haruslah orang Bali dan beragama Hindu. Pada ritual adat tertentu bahkan upacara baru dikatakan sah jika yang datang itu gubernur, yang dalam istilah Hindu disebut sebagai guru wisesa," ucap Pastika.
Masyarakat Bali, kata dia, begitu mematuhi adatnya karena imbasnya bisa sampai pada larangan penguburan jika sampai tidak memperhatikan ketentuan di desa adat.
Keunikan lainnya, lanjut dia, juga dari sisi hukum karena seringkali pemerintah dalam menyelesaikan persoalan harus menyesuaikan antara hukum adat dan hukum nasional.
"Dengan kunjungan ini sekaligus kami harapkan dapat memperat kerja sama khususnya dalam menanggulangi terorisme karena Bali masih menjadi target utama teroris. Saya sangat berkepentingan terhadap keamanan Bali, karena kalau sampai terganggu dapat menyebabkan perekonomian kolaps," ucap Pastika.(LHS)
Atase Militer Asing Belajar Budaya Bali
Senin, 19 November 2012 13:56 WIB