Denpasar (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali mencatat berdasarkan survei konsumen yang dilakukan pada Oktober 2022 mengindikasikan keyakinan atau optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi di provinsi setempat tetap terjaga.
Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho di Denpasar, Minggu, mengatakan hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Provinsi Bali pada Oktober 2022 yang tercatat pada area optimis (indeks lebih besar 100) yakni sebesar 137,2.
"Meskipun tidak setinggi indeks pada bulan sebelumnya sebesar 142, IKK tersebut lebih tinggi dibandingkan kondisi nasional yang mencatatkan IKK Nasional sebesar 120,4," ujarnya.
Trisno menambahkan, keyakinan konsumen Bali pada bulan Oktober 2022 masih sedikit termoderasi terutama disebabkan oleh second round effect (efek putaran kedua) dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia sejak 3 September 2022.
Namun demikian, pada 1 Oktober 2022, pemerintah kembali menyesuaikan harga BBM jenis Pertamax dari Rp 14.500/liter menjadi Rp13.900/liter.
"Meskipun terjadi penurunan harga sebesar Rp600/liter, kondisi tersebut belum berdampak pada penurunan harga beberapa komoditas sehingga belum banyak mempengaruhi tingkat kemampuan konsumen dalam membeli barang dan/atau jasa," ucapnya.
Baca juga: BI: Rangkaian kegiatan G20 katrol ekonomi Bali triwulan III-2022
Ke depan, lanjut Trisno, keyakinan konsumen akan dipengaruhi oleh upaya pengendalian inflasi yang dilakukan di masing-masing daerah seiring dengan efek putaran kedua dan ketiga pengalihan subsidi bahan bakar.
Ia mengatakan, tetap terjaganya keyakinan konsumen masyarakat Bali pada Oktober 2022 didorong oleh membaiknya persepsi terhadap ekonomi Bali saat ini.
Hal ini tercermin dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Provinsi Bali pada Oktober 2022 sebesar 134,3 atau sedikit meningkat dibandingkan 133,7 pada bulan sebelumnya.
Beberapa komponen pembentuk IKE yang mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya, diantaranya Indeks Penghasilan saat ini yang membaik sebesar 4,0 poin dan Indeks Pembelian Kebutuhan Tahan Lama yang meningkat sebesar 2,0 poin dibandingkan bulan sebelumnya.
Baca juga: BI Bali: 65 persen pengeluaran wisatawan untuk kuliner "Food and Beverage"
Sementara Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja mengalami penurunan sebesar 4,0 poin dibandingkan bulan sebelumnya.
Lebih lanjut, ekspektasi konsumen Bali terhadap kondisi ekonomi ke depan terpantau masih tetap kuat.
"Hal ini tercermin pada Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) di Bali tetap terjaga pada level optimis sebesar 140,0, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 150,3," kata Trisno.
Seluruh komponen pembentuk IEK pada Oktober 2022 melambat dibandingkan bulan sebelumnya yakni terkait perkiraan penghasilan, ketersediaan lapangan kerja dan kegiatan usaha enam bulan yang akan datang belum dapat mencapai kondisi normal.
"Meskipun demikian, IEK Provinsi Bali pada Oktober 2022 lebih tinggi dibandingkan dengan IEK Nasional yang mencapai 128,3," ucapnya.