Denpasar (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Gubernur Bali Wayan Koster menandatangani perjanjian kerja sebagai penanda Indonesia menjadi tuan rumah Forum Air Dunia (World Water Forum/WWF) Ke-10 di Bali pada 2024.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melalui keterangan Humas Pemprov Bali di Denpasar, Selasa, mengungkapkan rasa syukur karena Bali yang terpilih sebagai lokasi penyelenggaraan WWF berdasar suara terbanyak mengalahkan Italia.
"Pulau Bali terpilih sebagai tuan rumah WWF, setelah pada 19 Maret 2022 dilaksanakan pemilihan tempat penyelenggara WWF Ke-10 di Dakar, Sinegal secara voting. Di mana yang divoting itu adalah Bali dan Italia dengan hasil, dari 36 negara yang mempunyai hak suara, 30 negara memilih Bali, satu negara memilih Italia, dan enam negara abstain," kata Basuki secara daring.
Sementara itu Gubernur Bali Wayan Koster usai menandatangani perjanjian menyampaikan rasa terima kasih kepada Presiden WWF Council Loïc Fauchon karena Bali diberi kepercayaan.
"Bali mendapat penghargaan sebagai tujuan resort terbaik se-Asia. Lebih dari itu beberapa tempat di Bali juga telah ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO, seperti lanskap Subak Catur Angga Batukaru, Pura Kerajaan Taman Ayun, Pura Air Tertinggi Pura Ulun Danu Batur, serta Lanskap Subak Daerah Aliran Sungai (DAS) Pakerisan," kata Koster di Denpasar.
Baca juga: Pemkot Denpasar jajaki kerja sama sistem manajemen air dengan Korsel
Dalam pertemuan daring itu juga, Gubernur Bali menyarankan agar pelaksanaan WWF Ke-10 dilaksanakan pada 18-24 Mei 2024, dengan pembukaannya dilakukan pada 18 Mei, agar bertepatan dengan Rahina Tumpek Uye, atau hari raya umat Hindu yang dipercaya sebagai hari memuliakan air.
"Perhelatan G20 serta banyak lagi pertemuan internasional telah membuktikan bahwa Bali mampu menjadi tuan rumah kegiatan besar. Sebagai sebuah negara berkembang, Indonesia berkomitmen untuk mengatasi tantangan terkait air serta bisa mendorong perhatian dan aksi global untuk menyelesaikan tantangan-tantangan air dan bencana terkait air," ujar Koster.
Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah, dan Bali sebagai lokasi pertemuan disebut Koster sebagai upaya yang tak mudah, berawal dari Pemprov Bali pada 2019 menerbitkan surat rekomendasi yang ditujukan kepada Presiden WWF yang berkedudukan di Marseille, Prancis.
"Bali sebagai pusat peradaban dunia, memiliki kekayaan dan keunikan adat istiadat, tradisi, seni dan budaya, dan kearifan lokal yang adiluhung, serta memiliki alam yang indah dengan keramahtamahan masyarakatnya menjadikan Bali menarik perhatian masyarakat dunia," kata dia memberi pertimbangan.
Baca juga: Gubernur Bali harapkan FSBJ (9-23 Oktober) bertutur pentingnya sumber air
Hal tersebut berlanjut hingga 8 Desember 2021, Panitia Seleksi Tuan Rumah WWF 2024 datang mendengarkan pemaparan Wayan Koster soal visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali dari nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi, terdiri dari Atma Kerthi, Segara Kerthi, Danu Kerthi, Wana Kerthi, Jana Kerthi, dan Jagat Kerthi.
Di mana, Danu Kerthi memiliki arti menyucikan dan memuliakan air, secara niskala dan sakala. Secara niskala, memuliakan air dilakukan dengan upacara Tumpek Uye, sedangkan secara sakala, upaya memuliakan air dilakukan dengan kebijakan pembangunan yang harmonis terhadap alam dengan memuliakan air yang dituangkan dalam Peraturan Gubernur Bali Nomor 24 Tahun 2020 tentang Pelindungan Danau, Mata Air, Sungai, dan Laut.
WWF akan dilangsungkan di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) yang selama ini kerap digunakan sebagai lokasi pertemuan forum internasional karena bertempat di komplek resort kelas dunia yang tenang dan aman di Nusa Dua, Kabupaten Badung.
"Saya sangat mengharapkan semua delegasi datang ke Bali dengan mengajak pasangan dan keluarga, kami sangat senang bisa memberikan pelayanan terbaik serta menyambut para delegasi berserta keluarga di Bali," ungkap Koster dalam sambutannya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Forum Air Dunia Ke-10 digelar di Bali tahun 2024