Mataram (Antara Bali) - Sebanyak delapan ekor ternak milik warga Bageloka, Desa Lito, Kecamatan Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa mati, satu diantaranya positif terjangkit penyakit anthrax, tujuh lainnya terkena penyakit ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE).
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan Kabupaten Sumbawa Drh Edi Darma Putra yang dihubungi dari Mataram, Senin membenarkan delapan ekor ternak milik warga di Kecamatan Moyo Hulu itu mati dan setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium hanya satu yang positif anthrax, tujuh lainnya terkena penyakit ngorok (SE).
"Anthrax adalah penyakit menular akut yang disebabkan bakteri "Bacillus anthracis" dan sangat mematikan dalam bentuknya yang paling ganas.
"Kami sudah melakukan pemeriksaan ke tempat dan mengambil sampel darah ternak. Untuk mencegah meluasnya serangan penyakit hewan itu kami sudah menutup wilayah tersebut untuk keluar masuknya ternak," katanya.
Selain itu, Dinas Peternakan Sumbawa juga melakukan vaksinasi ulang pada ternak yang ada di Desa Lito dan memberikan antibiotik untuk ternak yang ada wilayah tersebut.
Ia mengatakan, ternak yang mati secara mendadak itu diduga karena tidak dilakukan vaksinasi pada saat registrasi hewan, sehingga tidak kebal terhadap bakteri "Bacillus anthracis yang menjadi penyebab penyakit anthrax.(*/ADT/T007)
Delapan Ternak Mati Satu Positif Anthrax
Senin, 15 Oktober 2012 10:19 WIB