Denpasar (ANTARA) - Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Parkir Bhukti Praja Sewakadarma Kota Denpasar mulai menurunkan 17 petugas parkir sejalan dengan penerapan sistem pembayaran digital di Denpasar, Bali.
"Ini adalah program parkir digital non-tunai yang memudahkan masyarakat yang biasanya tidak membawa uang kecil," kata Kasubag Pelaporan dan Pengaduan Perumda Bhukti Praja Sewakadarma Desak Made Ekaprastyawati di Denpasar, Minggu.
Desak menyebutkan, ujicoba parkir digital kepada 52 petugas parkir, namun hingga saat ini rompi dengan barcode digitalisasi cashless QRIS baru dibagikan kepada 17 petugas parkir.
"Yang sekarang sudah memakai rompi ada di Lapangan Puputan ada 15 petugas parkir dan di BPD Gajah Mada ada dua petugas parkir," kata Desak.
Program digitalisasi ini digarap Perumda Bhukti Praja Sewakadarma untuk meningkatkan pelayanan, sekaligus menekan terjadinya kebocoran penerimaan parkir.
Baca juga: Buleleng terapkan pembayaran digital pada retribusi parkir
Desak mengatakan nantinya masyarakat yang hendak membayar parkir menggunakan QRIS dari seluruh platform atau aplikasi akan tetap mendapatkan karcis parkir.
"Jadi kemungkinan juru parkir untuk nakal, menggelapkan setoran, dan tidak memberikan karcis bisa kami minimalkan dari QRIS ini. Dengan penerapan parkir digital melalui QRIS ini merupakan suatu inovasi yang kami lakukan, selain mendukung program pemerintah untuk meminimalkan penggunaan uang tunai," ujarnya
Program ini sekaligus bentuk kerjasama dengan BPD Bali, dengan harapan agar inovasi ini berjalan beriringan dengan kondisi masyarakat yang sebagian besar sudah menggunakan pembayaran non tunai.
Sementara itu, dalam satu minggu perdana sejak Jumat (22/7) penggunaan parkir digital QRIS di Lapangan Puputan belum terlalu banyak dilirik pengunjung menurut petugas parkir bernama Sumadi (35).
"Kalau kendala tidak ada, tapi tidak ada yang mau pakai. Kalau ada yang mau juga baru 5 dalam satu minggu, mobil ada satu dan sisanya motor," ujarnya kepada media.
Sumadi berharap agar ke depan semakin banyak yang memahami penggunaan pembayaran parkir digital ini, terutama di kawasan kerjanya yaitu Lapangan Puputan yang kerap ramai pengunjung setiap akhir pekan.
Salah satu pengguna parkir di Lapangan Puputan bernama Rafli Ramadani (22) mengaku belum mengetahui adanya metode pembayaran digital, selama ini dirinya selalu membayar dengan uang tunai.
Dengan kebijakan baru ini, Rafli mengatakan hendak mencoba penggunaan pembayaran tersebut mengingat dirinya terbiasa dengan cara kerja QRIS.
"Kebetulan belum coba tapi kalau zaman sekarang lebih enak aja, pasti bakalan coba. Sistem ini kedepannya bagus, mengurangi kontak fisik menghindari COVID-19," kata Rafli.
Sebagai salah satu pengunjung aktif di lapangan titik nol Kota Denpasar itu, ia berharap ke depan dilakukan sosialisasi terhadap sistem parkir digital agar lebih banyak orang yang menyadari ini.
Dalam program parkir digital ini, setiap petugas parkir yang menggunakan rompi merah dibekali pula dengan dua kertas berisi kode sebagai pemindai pembayaran sepeda motor dihargai Rp1.000 dan mobil Rp2.000.