Yogyakarta (ANTARA) - Delegasi G20 dalam Pertemuan Kedua Kelompok Kerja Pertanian Tingkat Deputi/Eselon I ("Second Agriculture Deputies Meeting"/ADM) di Yogyakarta ikut mencari solusi menangani dampak konflik Rusia-Ukraina terhadap ketahanan pangan dunia.
"Ada kekurangan (komoditas pangan) yang terjadi karena dinamika yang ada, maka kami coba membahas solusinya akan seperti apa," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono, seusai pertemuan hari kedua Second Agriculture Deputies Meeting (ADM), di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, konflik Rusia-Ukraina turut menjadi pembahasan para delegasi G20 dalam forum ADM Kedua di Yogyakarta, mengingat dua negara itu termasuk pemasok komoditas pangan dunia.
"Dibahas karena memang dua negara ini adalah negara sumber pangan dunia. Itu betul jadi ada pembahasan itu," kata dia.
Baca juga: Indonesia pimpin aksi global hadapi kerawanan pangan di FMCGB G20
Kendati banyak pandangan mengenai konflik itu, menurut Kasdi, Indonesia sebagai Presidensi G20 memiliki posisi untuk tetap menjaga keutuhan seluruh anggota.
"Banyak pandangan dari semua member (G20), tapi kita harus bisa menjadi penengah, satu hal mungkin penting adalah menjaga persatuan," kata dia.
Solusi yang dibahas bukan sekadar persoalan mendorong dua negara itu untuk mengakhiri konflik, tetapi memastikan keamanan serta keterbukaan akses pangan dunia.
Baca juga: Menkeu: 276 juta orang di dunia hadapi kesulitan pangan
Pertemuan Kedua Agriculture Deputies Meeting (ADM) di Yogyakarta 27-29 Juli 2022 itu dihadiri 157 delegasi dari 20 negara anggota G20, baik secara fisik dan virtual.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: ADM G20 di Yogyakarta mencari solusi dampak konflik Rusia-Ukraina