Jombang (Antara Bali) - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menyebut demokrasi di Indonesia masih "becek" yang terlihat dari berbagai macam tindakan merugikan seperti korupsi maupun kecurangan.
"Demokrasi di negeri ini masih becek. Banyak masalah yang harus dibenahi, seperti kasus suap, korupsi. Padahal, demokrasi di Indonesia sudah mulai teratur semenjak ada Gus Dur," katanya dalam peluncuran buku 'Ensiklopedi Gus Dur' di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Sabtu.
Dalam acara yang digelar untuk memperingati 1.000 hari wafatnya Gus Dur, ia mengakui demokrasi di Indonesia di era pemerintahan Gus Dur sudah mulai tertata, jika dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya yang lebih pada sistem otoriter.
"Gus Dur membawa sistem pemerintahan yang lebih demokratis dengan mau memperhatikan kepentingan rakyat dan menerima kritik dari rakyat," katanya.
Namun, sepeninggal Gus Dur, lanjut dia, demokrasi di Indonesia justru terlihat semakin jauh dari cita-cita. Terdapat banyak kepentingan politis yang hanya menguntungkan diri sendiri serta kelompoknya. Bahkan, mereka juga tidak segan melukai hati rakyat, asalkan mereka mendapatkan untung.
"Banyak pemikiran Gus Dur yang sangat bagus untuk sistem pemerintahan. Harusnya, peninggalan Gus Dur untuk menciptakan semangat demokrasi yang bersih digunakan," ucapnya.
Pihaknya mengakui, kinerja pemerintah untuk menciptakan demokrasi di Indonesia masih sangat kurang. Untuk itu, pemerintah pun juga harus mulai berbenah diri, dan secara serius untuk memperbaiki sistem secara keseluruhan.
Senada dengan itu, Lily Wahid, adik kandung almarhum Gus Dur mengingatkan jika pemikiran Gus Dur tidak akan pernah usang. Perlunya menjaga hubungan erat dengan bangsa lain, termasuk Israel pun yang pernah dikunjungi Gus Dur, sikapnya yang egaliter, serta kayakinannya yang cukup teguh, bisa menjadi contoh.(LHS/T007)
Demokrasi di Indonesia Masih "Becek"
Sabtu, 29 September 2012 17:30 WIB