Jakarta (ANTARA) - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan strategi pengembangan pariwisata di Bali pada tahun 2022 ialah dengan meningkatkan daya tahan dan daya saing.
Mengenai daya tahan, dia mengharapkan hibah pariwisata senilai Rp3,7 triliun pada tahun ini segera direalisasikan.
“Kedua, perlu relaksasi tambahan dengan diberikan suntikan soft loan,” kata dia dalam sebuah webinar yang dipantau dari Jakarta, Rabu.
Baca juga: Okupansi di The Nusa Dua Bali terus meningkat
Sebelumnya Tjokorda memperkirakan, di tahun 2021 keadaan akan kembali normal serta berbagai utang dapat dilunasi melalui pembayaran pajak dan lain sebagainya.
Ternyata, sambung dia, di penghujung tahun ini belum ada tanda-tanda tersebut sehingga perlu
ada suntikan soft loan.
Setelah dua tahun menghadapi pandemi COVID-19, dikatakannya, Bali mengalami kerusakan dari segi fasilitas seperti hotel dan kolam renang. Juga, kerusakan sumber daya manusia yang terjadi akibat terhambatnya berbagai program semacam pertukaran tenaga kerja dan pelatihan.
“Tanpa usaha ini (pemberian relaksasi tambahan), saya khawatir kerusakan-kerusakan yang terjadi akan menjadi permanen untuk Bali,” ujar dia.
Baca juga: Menparekraf apresiasi pengusaha wanita pelaku UMKM pulihkan ekonomi
Strategi kedua ialah meningkatkan daya saing dengan meningkatkan rasio permintaan dibandingkan penawaran agar dapat bersaing dengan negara-negara lainnya. Hal ini mempertimbangkan Bali yang masih kelebihan penawaran dibandingkan permintaan.
“Bagaimana kita berbicara tentang quality tourism kalau antara yang penjual dan pembelinya masih banyak penjualnya. Pasti hukum dagang mengatakan bahwa harga dagang kita akan jatuh,” kata Wagub Bali.
Selain itu, peningkatan daya saing dapat dilakukan dengan memperbaiki produk yang dimiliki antara lain industri hotel, restoran, spa, termasuk pula produk buatan pemerintah seperti infrastruktur jalan.
“Nah, inilah upaya-upaya kami baik jangka pendek untuk meningkatkan daya tahan ataupun jangka panjang manakala nanti kita kembali (normal) dan kita bebas bersaing dengan negara-negara tetangga, kami sudah siap dengan kualitas produk dan kualitas sumber daya manusia yang memadai untuk bersaing di era global pascapandemi COVID 19,” ucapnya.