Legian (Antara Bali) - Kelompok Pencinta Bacaan Anak (KPBA), organisasi nirlaba mandiri, menilai perlu adanya kurikulum khusus tentang mendongeng guna menumbuhkan minat pengajar bercerita kepada muridnya.
"Minimnya minat pengajar di negeri ini untuk mendongeng atau bercerita kepada siswanya merupakan kesalahan sistem. Oleh karena itu perlu adanya kurikulum khusus tentang hal itu," kata Murti Bunanta, pimpinan KPBA, di sela-sela acara pengoperasian resmi Ananta Legian Hotel, Selasa.
Dia mengatakan, memang tradisi mendongeng saat ini mulai ditinggalkan baik oleh kalangan pengajar ataupun orang tua.
Padahal, menurut Murti, mendongeng merupakan cara berinteraksi yang baik sehingga terjalin komunikasi dengan anak-anak."Sayangnya kami tidak melakukan penelitian tentang jumlah pendongeng di Tanah Air. Karena tujuan kami adalah mengajak siapapun supaya mau bercerita kepada anak-anak, baik guru atau orang tua," ujarnya.
Sementara itu GM Sudartha, kartunis ternama, mengatakan, memang tradisi mendongeng di kalangan masyarakat Indonesia sudah hampir musnah.
Untuk itu, dirinya merasa tergerak guna menghidupkan kembali kebiasaan itu dan menarik minat anak-anak dengan memberikan gambar dalam dongeng.(IGT/T007)