Denpasar (ANTARA) - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengapresiasi keterlibatan para akademisi, melalui sejumlah riset yang dilakukan, untuk pemulihan daerah setempat dari dampak pandemi COVID-19.
"Terkait upaya penguatan peran akademisi, kami menyambut baik riset kebencanaan dan KKN Tematik yang diselenggarakan BNPB ini," kata Wagub Bali dalam Rakor Penguatan Sistem dan Strategi Percepatan Penanganan COVID-19 di Provinsi Bali di Denpasar, Kamis.
Pihaknya berharap, riset para peneliti dapat menghasilkan masukan dan solusi yang implementatif bagi Bali.
Dalam rakor yang digelar dengan pola hybrid itu, diikuti oleh unsur peneliti dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, BPBD provinsi dan kabupaten/kota, serta tokoh-tokoh adat.
Baca juga: BNPB dukung percepatan pemulihan ekonomi di Bali
Mengawali sambutan, Wagub yang biasa disapa Cok Ace itu menyampaikan dalam beberapa hari terakhir telah terjadi tren penurunan penambahan kasus terkonfirmasi positif COVID-19. Dari sebelumnya di atas 1.000 kasus per hari, telah turun menjadi di bawah 1.000 orang.
"Capaian itu tak terlepas dari sinergi yang dibangun pemerintah pusat, BNPB, pemerintah provinsi, kabupaten/kota yang didukung berbagai elemen masyarakat. Semuanya bahu membahu, bekerja keras dengan semangat tinggi dalam mengendalikan penyebaran COVID-19," ucapnya.
Oleh karena itu, diharapkan tren penurunan kasus COVID-19 ini bisa terus berlanjut sehingga perekonomian Bali bisa segera pulih.
"Pandemi COVID-19 tak hanya berdampak buruk bagi kesehatan, namun juga memorakporandakan perekonomian Bali. Kami berharap border pariwisata bisa dibuka dengan menetapkan skema tertentu yang tak mengabaikan faktor kesehatan," ucap pria yang juga Ketua Tim Pemulihan Ekonomi Bali itu.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito mengaku sangat memahami situasi yang dihadapi Pulau Dewata.
Sebagai daerah yang sebagian besar ekonominya bertumpu pada sektor pariwisata, Bali mengalami dampak ekonomi yang sangat signifikan.
Baca juga: 23 perguruan tinggi siap berkolaborasi dalam riset kebencanaan Bali
Ganip menambahkan, upaya percepatan penanganan COVID-19 bisa berjalan optimal dengan pendekatan kearifan lokal, sehingga salah satu langkah yang ditempuh BNPB adalah menggandeng akademisi dalam riset kebencanaan dan KKN tematik.
Riset kebencanaan melibatkan 49 peneliti dari 23 perguruan tinggi dan terbanyak dari Provinsi Bali. "Sedangkan KKN tematik diikuti 5.000 mahasiswa. Mereka langsung diterjunkan menjadi agen perubahan dalam penanganan masalah sosial di masyarakat," ujarnya.
Dengan road map pengendalian COVID-19 yang telah dirancang pemerintah, Ganip yakin Bali secepatnya bisa bangkit. Terlebih, pemerintah sangat berkepentingan dengan pulihnya Bali karena pada Tahun 2022 akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan GPDRR.
Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) merupakan forum dua tahunan yang dibentuk United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR), yang bertujuan meninjau kemajuan berbagai pengetahuan, mendiskusikan perkembangan dan tren terbaru dalam penanganan kebencanaan.
Forum tersebut rencananya akan dihadiri 193 negara dengan 5.000-7.000 peserta. "Itu sebabnya, kami sangat berkepentingan dengan upaya pemulihan Bali. Ini juga kesempatan yang sangat baik untuk mengangkat citra kita," katanya.