Solo (ANTARA) - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyebutkan kasus aktif COVID-19 yang terjadi perkembangan cukup tinggi di Indonesia hanya bisa ditekan dengan dua strategi yakni Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro dan Darurat serta percepatan program vaksinasi.
"Kasus aktif COVID-19 hanya bisa dihentikan dengan dua strategi yakni pertama melaksanakan PPKM Mikro, PPKM Darurat dan vaksinasi," kata Panglima TNI bersama Kepala Polri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo saat meninjau acara "Serbuan Vaksinasi Nasional TNI-Polri", di Gedung Sasana Krida Kusuma Manahan Solo Jateng, Jumat.
Panglima TNI mengatakan pelaksanaan PPKM Mikro dan Darurat tersebut tujuannya untuk menghentikan aktivitas kegiatan dimana mobilitas masyarakat dibatasi dengan ditekan hingga sekitar 50 persen. Bahkan, hal itu, bisa hingga di bawah lagi.
"Mengurangi mobilitas, tujuannya agar kontak erat antara masyarakat bisa dikurangi sehingga angka kasus positif setiap hari bisa ditekan," kata Panglima TNI.
Selain itu, kasus aktif harian COVID-19 juga bisa dengan melaksanakan percepatan program vaksinasi. Hampir seluruh wilayah di Indonesia saat ini melaksanakan percepatan vaksinasi dengan mempunyai target masing-masing seperti di Kota Solo ini.
"Wilayah misalnya, Solo raya ini, mempunyai target vaksinasi sekitar 4.000 dosis per hari. Maka pada awal Agustus 2021 sistem imunitas kelompok bisa tercapai dan dapat menekan laju kasus COVID-19," kata Panglima TNI.
Oleh karena itu, kata dia, banyak strategi yang dikembangkan. Bahkan, pelaksanaan program vaksinasi dilakukan baik pada siang hingga malam hari. Mudah-mudahan apa yang ditargetkan ini, imuniti dapat tercapai dan semua bisa merasakan bahwa kekebalan secara komunitas dapat tercapai.
"Kami mengingatkan masyarakat meski sudah divaksin tetapi tetap harus menggunakan masker, karena dengan masker sekitar 90 persen dapat melindungi semuanya dari terpapar COVID-19," katanya.
Baca juga: Menkes: Presiden ingin penyuntikan vaksin COVID-19, 5 juta dosis per hari
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menambahkan seperti diketahui bersama telah terjadi laju penambahan COVID-19 yang sangat tinggi dalam satu minggu terakhir ini secara nasional.
Kasus COVID-19 aktif harian sebelumnya mencapai angka 38.000 kasus, dan Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit rata-rata antara sampai angka 80 persen hingga 90 persen. Hal ini, menjadi masalah yang harus disikapi serius.
Pemerintah saat ini, memberikan kebijakan PPKM Darurat, dimana tadi diberikan beberapa strategi di dalamnya, yakni bagaimana memberikan pembatasan mobilitas terhadap masyarakat, penguatan terhadap kegiatan di PPKM Mikro, dan mempercepat kegiatan vaksinasi.
Oleh karena itu, Kapolri meminta masyarakat pergerakannya bisa dikurangi dan laju pertumbuhan kasus COVID-19 di Jawa Tengah bisa diminimalkan.
Kapolri mengatakan vaksinasi pada minggu-minggu ini, akan dilakukan percepatan di semua wilayah arahan dari Bapak Presiden, agar bisa menembus dari mulai angka satu juta hingga dua juta sasaran hingga Agustus mendatang. Strategis percepatan vaksinasi akan terus dilakukan.
Selain itu, Kapolri juga meminta terkait PPKM Mikro untuk dievaluasi setiap hari memperkuat kegiatan tracking (pelacakan), dan tracing (penelusuran). Bagi masyarakat yang positif betul-betul dilakukan treament (pengobatan), untuk disiapkan isolasi mandiri. Karena, kondisi rumah sakit sudah mulai penuh.
Kegiatan isolasi mandiri di rumah dan bagaimana melakukan distribusinya kebutuhan obat-obatan, kebutuhan sehari-hari serta bagaimana mengelola limbah COVID-19 dengan baik sehingga tidak menimbulkan sumber penularan baru.
"Kami minta hal itu, dapat ditingkatkan vaksinasi Solo yang sudah mencapai 50 persen dan diharapkan bisa 50 persen lagi hingga Agustus pendatang tercapai," katanya.
Panglima TNI: Dua strategi dapat tekan laju kasus COVID-19
Jumat, 9 Juli 2021 18:23 WIB