Jakarta (ANTARA) - Kepala Dinas Perindustrian Kabupaten Bekasi H.Efendi mengatakan fasilitas daur ulang kemasan plastik atau Polyethylene Terephthalate (PET) di Indonesia akan jadi solusi pengelolaan plastik pascakonsumsi (sampah plastik), apalagi Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) bersama dengan Dynapack Asia sudah melakukan persiapan pembangunan pabrik daur ulang untuk kemasan plastik (PET) di Kabupaten Bekasi..
"Saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya pada perusahaan ini, yang pada 2019 secara global menyatakan komitmen menjadi bagian solusi pengelolaan plastik pascakonsumsi dalam rangka circular economy," kata Kepala Dinas Perindustrian Kabupaten Bekasi H.Efendi saat pertemuan persiapan pembangunan pabrik daur ulang di Kabupaten Bekasi itu pada Senin.
Baca juga: Coca Cola-BEDO Bali diskusikan bahan baku daur ulang dari sampah pantai untuk UMKM
Efendi berharap selain menjadi solusi lingkungan, fasilitas ini juga dapat menyerap tenaga kerja di kawasan Bekasi sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi warga lokal.
Pabrik yang berlokasi di kawasan industri Deltamas, Kabupaten Bekasi itu direncanakan mulai beroperasi pada kuartal kedua tahun 2022. Pabrik daur ulang plastik itu akan berdiri di lahan seluas 2 hektar atau setara 20 ribu meter persegi nantinya pabrik itu akan beroperasi pada 2022 dengan kapasitas pengelolaan 25.000 ton plastik setiap tahunnya.
"Ini sebagai bagian dari anggota dewan di Kemitraan Aksi Plastik Nasional Indonesia (National Plastic Action Partnership/NPAP), kami berkomitmen untuk mendukung Rencana Aksi Nasional Indonesia dalam mencapai pengurangan sampah plastik laut sebesar 70 persen pada tahun 2025,” ujar Presiden Direktur Coca-Cola Amatil Indonesia dan Kepala (Chairman) PT Amandina Bumi Nusantara Kadir Gunduz di Kawasan Deltamas Kabupaten Bekasi, Senin.
Baca juga: CCAI Balinusa Operation latih jurnalis bercocok tanam hidroponik
Dengan usaha patungan yang diwujudkan dalam bentuk PT Amandina Bumi Nusantara, CCAI dan Dynapack Asia menanamkan investasi di salah satu bagian dari provinsi Jawa Barat senilai Rp556,2 miliar atau setara 50,51 juta dolar Australia.
Nantinya, PT Amandina Bumi Nusantara akan mengoperasikan fasilitas pabrik daur ulang itu untuk pengelolaan limbah plastiknya. Untuk pengelolaan pengumpulan limbah plastik akan dibantu oleh yayasan Mahija Paramita Nusantara, nantinya yang akan memberdayakan usaha kecil menengah serta pemulung lokal.
Dukungan Menperin
Semntara itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung pelaku industri mewujudkan ekonomi sirkular yang berkelanjutan, seperti yang dilakukan Coca-Cola Amatil Indonesia dan Dynapack Asia dengan mengolah kembali kemasan plastik kemasan minuman menjadi pelet plastik yang aman dipakai.
“Industri daur ulang plastik nasional memiliki peranan yang penting dalam memenuhi kebutuhan bahan baku dan meningkatkan daya saing industri plastik hilir dalam negeri, di samping pelestarian lingkungan,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita pada peresmian pabrik plastik daur ulang di Kawasan Industri Deltamas Bekasi, Jawa Barat itu., Senin.
Menperin menyampaikan plastik masih menjadi pilihan utama bahan baku kemasan bagi industri makanan dan minuman karena memiliki keunggulan dari sisi higienitas, sifatnya yang mudah dibentuk, massa yang ringan, mampu menjaga kualitas produk, serta aman dalam proses transportasi.
Hal tersebut didukung oleh data konsumsi plastik dunia yang menyebutkan sebesar 39 persen didominasi penggunaannya untuk kemasan pangan. Walaupun demikian, Indonesia masih berada di peringkat terbawah penggunaan plastik dunia, jauh di bawah AS, China, dan Jepang.
Baca juga: Desa di Badung tukar sampah plastik dengan beras
Saat ini kebutuhan bahan baku plastik nasional mencapai 7,2 juta ton per tahun. Sebanyak 2,3 juta ton bahan baku berupa virgin plastic lokal disuplai oleh industri petrokimia dalam negeri.
“Sedangkan kebutuhan bahan baku industri daur ulang plastik nasional sekitar 2 juta ton dengan pasokan dalam negeri sekitar 913 ribu ton, dan sisanya merupakan pasokan impor,” kata Menperin.
Ia mengatakan industri daur ulang plastik dapat menghasilkan berbagai produk bernilai tambah dengan potensi ekonomi mencapai lebih dari Rp10 triliun per tahun dan potensi ekspor produk turunan daur ulang plastik yang mencapai 141,9 juta dolar AS.
Karena itu, pemerintah menyiapkan regulasi baik dalam rangka pemberian insentif dan disinsentif, termasuk pengawasan dan pengendalian regulasi yang ditetapkan serta penyediaan sarana prasarana pengumpulan sampah plastik.
Menperin Agus menyampaikan produsen bahan kemasan plastik harus melakukan Reseach and Development (R&D) untuk menghasilkan bahan kemasan plastik yg ramah lingkungan dengan komitmen time frame yang jelas.
Selanjutnya, industri makanan minuman sebagai pengguna kemasan plastik juga harus menggunakan kemasan plastik secara efisien dan melakukan upaya-upaya untuk mengelola sampah plastik menjadi produk lain yang mempunyai nilai ekonomi.
“Perusahaan juga didorong untuk membantu pemerintah dalam melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai pengelolaan kemasan plastik,” ujar Menperin.
Baca juga: Berkat sampah, Ibnu bisa belajar sambil berwisata ke Bali
Selain itu, menurut Menperin, pemerintah perlu menyediakan sarana prasarana dengan membangun unit-unit pengolahan sampah plastik skala IKM bekerja sama dengan pelaku usaha dengan memanfaatkan dana corporate social responsibility (CSR) serta melibatkan masyarakat sehingga konsep circular economy dapat berjalan.
“Kemenperin memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Coca-Cola Amatil Indonesia, Dynapack Asia, Amandina Bumi Nusantara, serta Mahija Paramita Nusantara dalam pengelolaan pengumpulan plastik dan pembangunan pabrik daur ulang plastik yang akan digunakan sebagai kemasan produk," kata Menperin.
Pabrik PT.Amandina Bumi Nusantara merupakan kerja sama Coca-Cola Amatil Indonesia dengan Dynapack Asia yang berfungsi mengoperasikan fasilitas rPET untuk mengolah kembali limbah Polyethylene Terephthalate (PET) berkualitas rendah menjadi PET berkualitas tinggi.
Sedangkan Mahija Paramita Nusantara merupakan yayasan non-profit yang mendukung pengelolaan collection center dan mendukung inisitatif peningkatan kesejahteraan para pemulung dan masyarakat.