Denpasar (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan dalam memaknai aksara Bali haruslah dimuliakan dan tidak hanya sekadar dipakai karena aksara menunjukkan tingkat peradaban yang tinggi.
"Tidak semua daerah punya aksara, di Indonesia paling hanya enam daerah. Negara yang punya aksaranya sendiri pun bisa dihitung," kata Koster saat menerima audiensi jajaran Universitas Dwijendra (Undwi) di Jayasabha, Denpasar, Rabu.
Menurut dia, Bali sangat bersyukur mempunyai aksara Bali, sebab keberadaan aksara pada suatu daerah atau negara, menunjukkan adanya tingkat peradaban tinggi dan mengakar kuat.
Baca juga: Gubernur bangga aksara Bali bisa mendunia
Sebagai bentuk pemuliaan pada aksara Bali, dirinya telah mengeluarkan Pergub Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali
Keberadaan aksara, lanjut dia, menunjukkan suatu peradaban yang maju, dan ini tidak bisa dipungkiri. "Bisa dicek, negara-negara dengan aksaranya sendiri rata-rata lebih maju dan punya keunggulan di bidang-bidang tertentu. China, Jepang, India, misalnya," ucap Koster.
Hal itu pula menunjukkan bahwa sumber daya manusia pada daerah tersebut bisa disebut berkualitas dan unggul, termasuk Bali. "Kita punya modal untuk mencetak bibit-bibit unggul dengan konten lokal yang jadi pembeda," ucapnya.
Mantan anggota DPR tiga periode ini mengajak para akademisi, pegiat atau pemikir di Pulau Dewata untuk lebih mendalami lagi pemaknaan dan penghayatan terhadap budaya Bali. Jika sudah bisa menghayati, maka akan sangat militan dalam menjaga adat, budaya Bali yang dimiliki.
Baca juga: PANDI lanjutkan lomba website ke aksara Lontara
Ia kemudian berharap melalui implementasi visi pembangunan Bali "Nangun Sat Kerthi Loka Bali" dapat menjadi momentum bagi kalangan akademis dan lembaga pendidikan tinggi berpartisipasi membangkitkan kembali ke-Bali-an orang Bali yang mulai tergerus akibat perkembangan zaman.
Sementara itu, Rektor Universitas Dwijendra Gede Sedana mengungkapkan sangat mendukung visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang dilaksanakan Gubernur Bali.
"Khususnya dalam membumikan kembali aksara Bali, kami telah mengembangkan suatu aplikasi aksara Bali bernama Bali Simbar sebagai suatu bentuk dukungan nyata Yayasan Dwijendra terhadap program Pemerintah Provinsi Bali," katanya.
Tak hanya itu, Universitas Dwijendra menurutnya juga mengembangkan program digitalisasi lontar. "Intinya kami akan siap men-support kebijakan Bapak Gubernur, dan tidak hanya aksara namun juga budaya Bali secara umum," katanya.