"Karena peraturan dari gereja kan anak-anak dibawah 15 tahun, orang tua diatas 60 tahun tidak boleh ke gereja. Kebetulan anak-anakku umurnya 12 tahun dan 7 tahun dan kakek neneknya di atas 60 tahun jadi kita lebih memilih ibadah di rumah," kata salah satu jemaat GPIB Ekklesia Erwin Pieterzs saat ditemui di rumahnya melaksanakan ibadah Natal, Jumat.
Ia mengatakan situasi perayaan Natal tahun 2020 ini jelas terasa berbeda karena tidak dilakukan langsung di gereja. Kemudian, ibadah dilakukan di rumah dan tidak ada berkumpul bersama-sama di gereja.
"Belum pernah ibadah Natal di rumah, karena tiap tahun pasti ke gereja biar khusyuk dan dapat suasana natalnya di gereja karena pandemi kita harus jaga keluarga, jaga kesehatan. Semua ingin ke gereja ya kita maklumi aja suasana seperti ini ya tidak memungkinkan," ucapnya.
Ibadah secara daring telah dilakukannya selama 10 bulan sejak pandemi COVID-19 merebak di Bali. Selama hari raya Natal ini ibadah dibagi menjadi tiga waktu di gereja dan satu waktu secara daring melalui streaming youtube.
Pihaknya berharap vaksin cepat terealisasi, dan mendukung SE Gubernur yang mewajibkan tes cepat antigen dan tes usap COVID-19 bagi wisatawan yang datang ke Bali.
Kata dia, ini menjadi salah satu cara pengendalian virus corona untuk membangkitkan pariwisata Bali.
Kata dia, ini menjadi salah satu cara pengendalian virus corona untuk membangkitkan pariwisata Bali.
Sementara itu hal serupa juga disampaikan oleh salah satu umat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Bangoan, Sragen, Jawa Tengah Allvasta S. Wiyantoro juga melaksanakan ibadah Natal secara daring di Denpasar.
"Memilih Bali, karena tahun lalu keluarga sudah datang ke Jakarta sekarang kita datang ke Bali untuk ibadah bersama meskipun di rumah. Saat ke Bali Puji Tuhan hasil tes antigennya negatif semuanya," katanya.
Ia mengatakan secara umum perbedaannya tidak terlihat secara signifikan karena sebelumnya selama COVID-19 juga ibadah di rumah. Hal ini harus dilakukan untuk sama-sama memperhatikan protokol kesehatan dan menghindari kerumunan.
"Namanya ibadah di gereja ya sukacita itu ada. Sukacita itu walaupun dengan pandemi juga nggak berkurang sih seperti itu karena kita juga bisa mengucapkan ucapan selamat Natal itu ya soalnya dengan media sosial dan virtual," katanya.