Jakarta (ANTARA) - Band Cokelat memantapkan diri untuk bereskplorasi dan berekspresi sebebas mungkin, melalui single "Agresi" yang sekaligus menandai kiprah rekaman perdana Cokelat sejak memutuskan berjalan sendiri tanpa kawalan label rekaman.
"Sudah saatnya. Kami sekarang sudah indie, dan kami ingin berkarya lebih bebas. Gue enggak mau terlalu peduli dengan apa yang terjadi di pasar industri kekinian. Seperti apa musik yang Cokelat mau? Itu ada di karya terbaru kami ini," kata Edwin dalam siaran persnya, ditulis Kamis.
Single yang sudah hadir pada 15 Desember itu juga menjadi kolaborasi debut antara Cokelat dan Aiu Ratna sebagai satu kesatuan (bukan lagi konsep featuring), vokalis band yang diperkenalkan pada 29 November 2020.
Gitaris Cokelat, Edwin Marshal Sjarif yang menulis lagu "Agresi" mengatakan, sejak awal sudah membayangkan kontur alternative rock idealis yang diinginkannya. Menurut dia, hadirnya Aiu juga membuat konsep "Agresi" menjadi lebih matang dan tajam.
"Cara penyampaiannya juga sangat emosional!. Lagu "Agresi" ini menjadi sangat unik ketika dinyanyikan oleh Aiu. Lagu ini sangat tidak biasa, dan memang itu target gue. Dan bisa dibilang, ini kolaborasi pertama gue dengan Aiu yang dituangkan bersama Cokelat, yang menjadi sebuah komposisi idealisme," ujar Edwin.
"Lagu ini memang lebih siap dibawakan formasi bersama Aiu. Dia dasarnya memang rocker dan sudah terbiasa dengan musik yang lebih keras. Matching banget," kata Ronny Febry Nugroho, bassist Cokelat menimpali.
Cokelat yang hadir di kancah musik Indonesia sejak dua dekade lalu dan tergolong band era pertengahan telah mengeluarkan delapan album studio dengan sejumlah lagu populer seperti "Karma", "Segitiga", "Pergi", "Jauh", "Luka Lama" dan "Bendera".
Tahun 2020 ini, band yang digawangi Aiu Ratna sebagai vokalis, Edwin Marshal Sjarif (gitar), Ernest Fardiyan Syarif (gitar), Ronny Febry Nugroho (bass) dan Axel Andaviar (drum) itu merilis single "Anak Garuda" yang masuk nominasi AMI Awards 2020 untuk kategori "Band Rock Terbaik".