Gianyar, Bali (ANTARA) - Dekranasda Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, mengadakan bimbingan teknis (bimtek) desain dan pewarnaan kepada perajin tenun, karena kain tenun di Bali tidak hanya berfungsi selayaknya sebuah kain, namun juga mempunyai makna religius dan memiliki fungsi sosial, selain wastra juga menunjukkan status sosial masyarakat.
"Pada kunjungan itulah, kami lihat sangat sedikit jumlah perajin tenun yang masih bertahan, dan desain motif tenun masih sederhana dan pewarnaannya juga belum begitu bagus," kata Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar Surya Adnyani Mahayastra setelah membuka bimtek desain tenun dan pewarnaan bagi kelompok tenun Cagcag Sari Bhakti Banjar Pesalakan, Desa Pejeng Kangin, Tampaksiring dalam siaran pers Diskominfo Gianyar, Bali, Jumat.
Perajin tenun di Gianyar dapat dijumpai di Banjar Pesalakan, Desa Pejeng, Tampaksiring, Gianyar. Namun, perajin tenun yang dikenal dengan kain tenun cagcag ini ibaratnya mati suri, karena hanya tersisa satu perajin. Berdasarkan itulah, Dekranasda Gianyar beberapa waktu lalu mengadakan kunjungan dan pembinaan ke kelompok Tenun Sari Bhakti Banjar Pesalakan.
Ditambahkan Surya Adnyani, tenun cagcag di Banjar Pesalakan kini baru bangkit lagi sehingga perlu diberikan pembinaan dan bantuan. Pelatihan ini penting untuk menjaga kualitas maupun mutu dari kain tenun, sehingga materi yang diberikan dalam bimtek ini adalah masalah desain dan pewarnaan, pengetahuan yang sangat mendasar yang memang dibutuhkan oleh para perajin .
Selain itu, bimtek ini juga merupakan upaya Pemkab Gianyar melalui Dinas Perindustrian bersama dengan Dekranasda membantu masyarakat terdampak COVID-19, yang mereka dulunya bekerja di pariwisata, namun semenjak pandemi kehilangan pekerjaan.
"Regenerasi ini sudah mulai ada, ibarat gayung bersambut perajin tenunnya ada, kelompoknya sudah ada, jadi kita tinggal pembinaan saja melalui Dekranasda," tambah Surya Adnyani.
Baca juga: Ketua DPR serap keluhan perajin tenun di Gianyar-Bali
Sementara itu, Ketua Bidang Daya Saing Produk AA Dalem Jagadhita mengatakan, peserta bimtek tenun dan pewarnaan ada 25 orang berasal dari kelompok Tenun Sari Bhakti Banjar Pesalakan.
Bimtek dilaksanakan selama tujuh hari (24-30 November) di Putri Ayu Desa Blahbatuh dan Kelompok Tenun Sari Bhakti Banjar Pesalakan. Untuk peserta, menurut Dalem Jagadhita, fasilitas diberikan peserta alat peraga tenun cagcag 15 unit, alat peraga tenun ATBM 2 unit, alat peraga Hani dan Jantra 1 set, dan konsumsi selama bimtek.
Sebagai narasumber pada bimtek tersebut yakni Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar Surya Adnyani Mahayastra, Kadis Perindag sekaligus Ketua Harian Dekranasda Luh Gede Eka Suary, Ida Bagus Adnyana pemilik tenun Putri Ayu, I Made Andika Putra pemilik PagiMotly, dan I Ketut Widiadnyana pemilik Tenun Putri Mas.
Sementara itu, Luh Gede Eka Suary menambahkan banyak tantangan yang dihadapi para UMKM di Gianyar di tengah pandemi ini.
Beberapa masalah umum yang dihadapi seperti keterbatasan modal, bahan baku, SDM, informasi pasar dan persaingan bisnis. Seperti yang dihadapi para perajin tenun cagcag, bersama dengan Dekranasda Gianyar memberikan bimtek sebagai langkah untuk membangkitkan kembali industri ini di tengah keterpurukan.