Denpasar (Antara Bali) - Anggota Komisi II DPRD Bali Nyoman Sugawa Korry mengingatkan kalangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk efisien dalam menjalankan usahanya sehingga bisa lebih siap menghadapi kenaikan harga bahan bakar minyak.
"Jika ingin tetap bisa bertahan, UMKM tidak boleh boros dan dapat menghitung harga pokok produksi dengan cermat," kata Ketua Pansus Perlindungan, Pemberdayaan, dan Pembinaan Koperasi serta UMKM DPRD Bali itu, di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, kecermatan mengkalkulasi menjadi solusi jangka pendek yang harus dilakukan. Dasar pertimbangannya, tidak mungkin UMKM dapat menjual barang lebih mahal, ketika daya beli masyarakat belum naik akibat lonjakan harga BBM.
"Dampak kenaikan BBM, sudah pasti terjadi kenaikan harga yang memicu inflasi. Bagi usaha kecil, situasi seperti ini akan menyebabkan volume penjualan menjadi menurun seiring dengan penurunan daya beli masyarakat," ucap politisi Partai Golkar Bali itu.
Berdasarkan pengalaman kenaikan BBM pada periode sebelumnya, lanjut dia, pengusaha UMKM bisa mengalami penurunan penjualan drastis hingga tiga bulan.(LHS/T007)