Denpasar (ANTARA) - Balai Pengelola Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) berkoordinasi dengan ADHMAI (IAM Flying Vet) atau Kedonganan Vet, WWF, Turtle Guard FKH Udayana melakukan nekropsi pada penyu hijau (Chelonia mydas) dan hasilnya ditemukan benang pancing, plastik, dan keong kecil yang disertai sisa makanan pada usus penyu hijau yang sudah mati tersebut.
"Dugaan kematian penyu disebabkan oleh benda asing tersebut, sehingga pada saluran pencernaan terjadi obstruksi, puntiran, dan trauma pada usus halus. Kemudian, diambil sampel organ penyu lalu di observasi secara mikroskopis untuk mengetahui sebab kematian lainnya,"kata Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Permana Yudiarso saat dikonfirmasi di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan bahwa penyu hijau itu awalnya ditemukan terapung oleh petugas patroli TNI-AL Lanal Denpasar pada Jumat (1/5), di Perairan Kelan, Badung.
Baca juga: Koalisi LSM kampanyekan "Keren Tanpa Sisik" kurangi perdagangan penyu
Penyu hijau tersebut, menurut dia, ditemukan dalam keadaan terapung di laut dengan keadaan lemas tapi ketika dilepasliarkan kembali, penyu hijau itu tidak berenang dan diam terapung tidak bergerak.
"Setelah itu, penyu itu diobservasi dan dicek oleh Tim Kedokteran Hewan FlyingVet. Setelah tim melakukan observasi termasuk cek kesehatan, ambil sampel darah, dan rontgen pada penyu hijau, kemudian pada Sabtu (2/5), pukul 07.00 wita penyu itu ditemukan sudah mati di Turtle Conservation and Education Center (TCEC) Serangan," jelasnya.
Ia mengatakan penyu hijau yang sudah mati itu lalu dibekukan di freezer milik TCEC Serangan agar tidak mengalami pembusukan karena akan dilakukan nekropsi. Sebelum dilakukan nekropsi penyu hijau didiamkan dalam suhu ruangan agar mudah untuk dilakukan proses nekropsi (tidak membeku).
Baca juga: Polsek Denpasar Selatan buru pencuri penyu di Sanur
Penyu hijau itu memiliki panjang 40 cm dan lebar 38 cm dengan berat 6,5 kg.
Sementara itu, Permana menjelaskan untuk kasus penyu mati, pihak BPSPL Denpasar memang banyak mendata sejak dua tahun lalu terutama sering ditemukan penyu terdampar di pantai dan sudah mati.
"Banyak penyu ditemukan di daerah pantai Perairan Perancak, Kabupaten Jembrana. Untuk di sekitar Badung, Gianyar, Kota Denpasar penyu mati agak jarang ditemukan," ujarnya.
Baca juga: Polres Jembrana ungkap penyelundupan penyu
BPSPL Denpasar telah mendata di tahun 2019 dalam kegiatan respon cepat bahwa ada 10 kejadian penyu mati terdampar yang ditemukan di perairan Bali. Kemudian ada sembilan penyu lekang ditemukan banyak mati di perairan Kabupaten Jembrana dan terdampar di pantai, serta satu penyu sisik mati terdampar di temukan di Denpasar.
"Kami fokus pada pesan moral bahwa penyu di laut sudah terdampak akibat perilaku kita yang masih acuh dan buang sampah plastik atau memanfaatkan plastik terutama sekali pakai atau pancing yang terbuat dari plastik. Mohon itu dikurangi karena penyu juga juga satwa dilindungi dan menjadi perhatian Pemerintah Indonesia juga dunia,"tegas Permana.