Badung (ANTARA) - Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, akan menghentikan operasional dan tidak akan melayani penerbangan selama 24 jam pada Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1942/2020 Masehi.
"Penghentian operasional bandar udara akan dilaksanakan selama 24 jam, terhitung mulai dari Rabu (25/3) besok pukul 06.00 WITA dan akan kembali beroperasi secara normal pada Kamis (26/3) pukul 06.00 WITA," ujar General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Herry A.Y. Sikado, di Mangupura, Selasa.
Selama penghentian operasional tersebut, Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai tidak melayani seluruh penerbangan baik rute domestik maupun penerbangan dengan rute internasional.
“Kami menghentikan seluruh kegiatan operasional selama 24 jam secara penuh ini untuk menghormati ummat Hindu di Bali agar dapat melaksanakan ibadah secara khusyuk pada Hari Raya Nyepi," katanya.
Baca juga: Ritual "Tawur Agung Kesanga" di Besakih dilakukan sederhana
Selama 24 jam pemberhentian operasional kebandarudaraan, terdapat setidaknya 386 jadwal penerbangan yang tidak beroperasi. Dari data itu, sebanyak 272 penerbangan merupakan rute domestik, sedangkan 114 penerbangan adalah rute internasional.
Maskapai penerbangan Garuda Indonesia, tercatat menjadi maskapai dengan jumlah penerbangan terbanyak yang tidak beroperasi dengan total penerbangan sebanyak 78 penerbangan. Kemudian Lion Air dan Indonesia AirAsia menyusul dengan masing-masing 57 dan 52 penerbangan yang tidak beroperasi.
Untuk rute domestik, penerbangan dari atau ke Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta menjadi rute dengan jumlah penerbangan tidak beroperasi terbanyak, yaitu dengan jumlah 107 penerbangan, kemudian disusul rute dari/ke Bandar Udara Internasional Juanda di Surabaya dan Bandar Udara Internasional Lombok Praya, masing-masing dengan 32 dan 22 penerbangan.
Sementara untuk rute internasional, tiga besar rute dengan jumlah penerbangan yang tidak beroperasi adalah rute dari/ke Bandar Udara Internasional Changi Singapura dengan 34 penerbangan, serta dua bandara di Australia yaitu, Bandar Udara Internasional Perth dan Bandar Udara Internasional Melbourne masing-masing 12 dan 10 penerbangan.
"Seluruh maskapai yang beroperasi dengan penerbangan berjadwal telah melakukan penyesuaian, tentunya dengan tidak melakukan penjualan tiket penerbangan dari dan ke Bali saat Hati Raya Nyepi," ungkap Herry Sikado.
Baca juga: PLN jamin keandalan listrik di Bali saat Nyepi
Pihaknya sebelumnya juga telah berkoordinasi dengan Airnav terkait pengaturan jadwal penerbangan. Kemudian juga ada Notice to Airmen atau NOTAM dengan Nomor A4678/19 NOTAMN yang berisi pemberitahuan kepada seluruh maskapai penerbangan dan bandar udara di dunia, bahwa Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai akan menghentikan sementara operasional penerbangan selama pelaksanaan Nyepi, selama 24 jam.
Selain berdasarkan NOTAM Nomor A4678/19 NOTAMN yang dikeluarkan pada 20 Desember 2019 tersebut, penghentian operasional bandar udara selama Hari Raya Nyepi juga berlandaskan pada Surat Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor AU/2696/DAU/223168/1796/99 tanggal 1 September 1999 tentang Pengoperasian Bandara Ngurah Rai Bali pada Hari Raya Nyepi.
"Meskipun demikian, kami bersama stakeholder lain tetap menempatkan personel yang bersiaga untuk melayani penerbangan yang bersifat darurat, seperti pendaratan darurat atau emergency landing dan evakuasi medis. Sebanyak lebih dari 350 personel lintas unit telah kami siapkan, termasuk personel dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) sebanyak 20 personel,” katanya.
Herry menambahkan, saat ini seluruh pihak sedang mendapatkan cobaan akibat adanya wabah COVID-19 atau Virus Corona. Menurutnya, hampir semua lini kehidupan terkena imbasnya, termasuk di dunia penerbangan. Melalui momentum Hari Raya Nyepi tersebut, pihaknya juga mengajak seluruh elemen masyarakat Bali khususnya, serta Indonesia umumnya untuk sedikit menundukkan kepala dan memohon kepada Tuhan agar diberikan kekuatan untuk dapat melalui ujian itu.
"Tentunya, selama 24 jam dalam pelaksanaan ibadah Nyepi, pergerakan manusia sangat terbatas, mungkin hampir tidak ada, sehingga akan dapat membantu dalam memperlambat penyebaran virus ini," katanya.