Jakarta (ANTARA) - Komisioner sekaligus CEO Asian Tour Cho Minn Thant mengonfirmasi bahwa semua turnamen di Asia tertunda setidaknya sampai Mei mendatang
Dengan minimnya pertandingan golf sebelum cut-off kualifikasi peringkat Olimpiade 2020 pada 22 Juni, Cho mengatakan hal itu akan menghantam para pegolf yang belum mengamankan tempatnya di Tokyo.
"Rencana awal kami adalah menyelenggarakan 16 atau 17 turnamen sebelum cut-off Olimpiade. Hari ini, kami mungkin hanya memiliki empat atau lima (pegolf) Asian Tour yang dapat bermain di Olimpiade," kata Cho.
Baca juga: Danny Masrin ukir sejarah di BNI Indonesian Masters
Berdasarkan peringkat saat ini, hanya Jazz Janewattananond (Thailand), Gunn Charoenkul (Thailand), Rashid Khan (India), Udayan Mane (India), dan Miguel Tabuena (Filipina) yang dapat berkompetisi di Olimpiade 2020.
"Dengan jumlah pertandingan golf yang tersisa, kami berharap ada lebih banyak pemain dari negara-negara seperti Bangladesh, Malaysia, Indonesia, dan Filipina yang akan mendapat kesempatan ikut Olimpiade dalam dua atau tiga bulan mendatang," tutur Cho.
"Sudah jelas, hal itu tidak akan terjadi," tambahnya.
Baca juga: Tim AS taklukkan tim Internasional menangi Piala Presiden
Cho mengatakan ia dapat memahami mengapa IOC tetap ngotot jika ingin menggelar Olimpiade Tokyo tepat waktu, namun ia tetap berpendapat bahwa hal itu mustahil dilakukan.
Pergeseran jadwal
Asian Tour berlangsung sepanjang tahun, sehingga krisis terkini dapat menghasilkan pergeseran jadwal golf Asia yang biasanya dimainkan dari September sampai April.
"Saya berharap kami dapat meneruskan bermain golf pada tahun ini, apakah pada Juli, September, Oktober, atau November. Itu tentu akan membantu memitigasi potensi kemerosotan," ucapnya.
"Jika kami dapat memulai antara Juli dan Oktober, itu berarti kami akan terus bertanding sampai April. Kami telah merencanakan memanjangkan musim untuk kurun waktu paling lama, namun tidak pernah benar-benar merealisasikannya," pungkas Cho.