Jakarta (ANTARA) - Duta Nasional Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (Unicef) Indonesia Nicholas Saputra mengatakan percepatan modernisasi dan teknologi harus bisa diantisipasi, termasuk oleh anak-anak Indonesia.
"Saya rasa hal itu cukup menjadi perhatian kita semua saat memperhatikan kualitas anak-anak kita," kata Nicholas dalam jumpa pers yang diadakan di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin.
Nicholas mengatakan percepatan modernisasi telah mendorong percepatan teknologi dan akses informasi kepada anak-anak. Hal itu harus menjadi perhatian orang dewasa, terutama dalam meningkatkan kualitas anak-anak Indonesia.
Sebagai Duta Nasional Unicef Indonesia, Nicholas mengatakan akan banyak yang bisa dia lakukan. Yang terpenting bagi dia adalah membantu menyuarakan hak-hak dan suara anak.
"Saya berharap bisa berperan dan berkontribusi. Sudut pandang dan pengalaman saya sebelumnya mudah-mudahan bisa memberikan kontribusi," tuturnya.
Nicholas akan memulai tugasnya sebagai Duta Nasional Unicef Indonesia dalam kampanye tentang arti penting sanitasi dan akses air bersih. Perwakilan Unicef Indonesia Debora Comini mengatakan lebih dari 20 juta orang Indonesia belum memiliki akses terhadap kakus.
"Ada yang menyebutkan hal itu karena kurang sumber daya ekonomi. Namun, kami melihat juga ada faktor kurang pengetahuan," katanya.
Debora mengatakan masih banyak keluarga dan orang tua yang belum menyadari arti penting akses terhadap kakus. Di Indonesia, masih ada kantong-kantong yang belum memiliki akses terhadap kakus.
"Kantong-kantong itu jangan ditinggalkan karena angka kematian, anak kerdil, dan penyakit masih tinggi," jelasnya.